Saya juga tidak suka dengan para “pengembang property” yang terlalu mahal menjual harga unit rumah atau apartemen, sementara pemerintah sebagai penggerak utama rumah untuk masyarakat kebanyakan, tidak bergerak banyak dan cepat. Hanyoo pak menteri PUPR, mainkan. Saya suka anda pak Basuki. Anda pasti bertahan di kabinet. Kerja anda memang luarbiasa beratnya dan saya ingin bantu boleh? Urusan PR nya perumahan rakyatnya.
Rumah harusnya sudah menjadi keharusan tiap tahun mendirikan 1 juta rumah baru sehingga dalam kurun waktu 20 tahun dari sekarang, semua keluarga bisa memeiliki rumah. Sebenarnya hal itu mudah, murah dan cepat.
Unsur termahal dari banguan adalah tanah. Maka bangunan naik keatas di tanah Negara adalah solusi. HGB di buat 50 tahun seusia gedung. Nilai tanah jangan di perhitungka., tanah milik Negara. Yang di pindah tangankan hanya gedungnya saja, hak pakai dan hak guna. Tentunya “hak pakai dan hak guna “ bisa di agunkan ke bank – catat tuh gubernur BI.
Buat perumahan maka startegi keuanganya sendiri, khusus. Buat rumah dengan RAB 4 juta permeter pada saat in adalah sangat mungkin. Maka setiap keluarga yang layak rumahnya berkisar 100M2. Atau sekitar 400 jutaan nilai nya.
Nilai itu menyicil 2,5 juta/bulan selama 20 tahun. Saya yakin semua orang bisa punya rumah kalau begini. Saya yakin tanah Negara di tengah kota di setiap kota ada ratusan hektar. Untuk membangun gedung 20 lantai, dengan masing-masing unit 100M2. Satu tower hanya memerlukan 2000M2 tapak lahan. Untuk 500 unit rumah per gedung.
Akan ada 2.000 tower bangunan. Di seluruh kota besar di Indonesia. Memerlukan lahan seluar 400 ha saja. Tapak banguannya. Memerlukan 100.jutaM3 bangunan. Senilai 400 trilun. Atau sekitar 30 Billon USD. Ini bukan nilai besar.
Beri saya kekuasaan untuk menjadi pemimpin BUMN-K. Atau bumn khusus seperti Kuda Laut dulu jaman ibnu sutowo. Beri saya waktu 5 tahun saya bikin 3 juta rumah untuk 3 juta keluarga. Untuk 15 juta sauadar kita punya rumah layak.
Beri saya lahan, saya tidak meminta uang Negara sepeserpun. Saya bangun rumah hanya memakai SWF souvereign wealth fund. Saya bisa menciptakan produk yang bankable, feasible, dan trustable. Yang saya butuhkan kekuatan undang-undang yang mendukung saya dan tanah Negara di imbreng di dalam PT BUMN tersebut. 1000 ha di berbagai kota. Karena tapaknya 400 ha, tapi sarana penunjang memerlukkan 1,5 kali luas lahan.
Sekali lagi saya tidak minta cash facility dari Negara, tidak minta APBN. Wahai pengelola Negara, BUMN-K ini ad hoc saja. Saya 1 kali jabatan, beri 3 kali. Tahun ke 15 bubarkan lagi., Saya percaya rumah itu sudah jadi sebanyak 10 juta keluarga dalam 15 tahun tercapai. Untuk 50 juta penduduk. Tempat tinggal layak, air layak, kesehatan layak, suasana layak.
Rumah yang sehat, keluarga yang sakinah, bisa di ciptakan lebih mudah dengan sarana tinggal yang di siapkan untuk masa depan.
Bersama ini pak presiden yang terhormat, saya mengajukan lamaran pekerjaan untuk membangun 3 juta unit rumah untuk 15 juta warga dalam 5 tahun kedepan. Beri saya mandate, beri saya teritori, beri saya kedaulatan, beri saya pedang yang tajam. Saya garansi saya tidak akan memakai unsur impor dari Negara manapun. Semua local content. Semua karya putra bangsa. # May peace be upon us