Mohon tunggu...
Mardigu Wowiek Prasantyo
Mardigu Wowiek Prasantyo Mohon Tunggu... -

Pembisnis Diehard Enterpeuner, Amateur writer, Psychology antusias, Pakar mikroexpresi, Pengamat Intelegent, Pengamat Terorisme.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

“Sepandai-pandainya Orang yang Multi-Talent, Masih Kalah Sama Orang yang Multi-Face ( Muka Dua)”

25 Februari 2016   13:20 Diperbarui: 25 Februari 2016   14:03 2693
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bayangkan, setiap manajer harus tahu PNL profit and loss perkembangan bisnis perusahaan setiap harinya. Begitu pembukuan hijau saya puji, begitu kuning saya mulai “control freak”. Begitu merah..seseroang akan saya pecat!

Saya buat target pembukuan harian!

Di hari pertama saya bekerja sudah saya suruh mereka buat target pekerjaan harian yang di hubungkan dengan bagian keuangan. Itu kerja ekstra, banyak yang “reluctant” ngak mau mengerakan pantatnya sewaktu keluar dari lidah saya perintah itu. Mereka tanya..siapa luh? Kalau gw ngak kerjain lu mau apa? pecat gw…benar bung!..saya eksekutor terbaiuk urusan lay off karyawan. Apa lagi yang ngak produktif dan mempunyai “bad influence”. Mereka pasti ngak suka saya. dunia nya lain, species kita lain,. Dan saya predator species malas dan pemangsa orang yang “bad influence”.

Tapi bagi penghasil profit, walau saya ngak nyaman, mereka tetap saya kasih hak nya, pujian ataupun material seperti bonus, gajih, bahkan jabatan.

Hingga akhirnya mereka menghadap direksi, ber 30..para majaner jajaran middle manajemen tersebut memuncak marahnya kepada saya.

Mereka meminta waktu share dengan direksi. Waktu itu kebetulan 2 direksi dan 1 komisaris ada di kantor. Posisi mereka memenag bisa membuat siapapun naik pangkat atau sebaliknya, angkat koper dari kantor.

Seingat saya mereka duduk di meja meeting melingkar. Semua wajah berhadapan dan kebetulan memang ruang meeting nya besar. 3 direksi berhadapan 30 manajer dan VP.

Mas wowiek, kata satu direksi. Tunggu diluar, kayaknya anak-anak pada marah dan mau share dengan saya. nanti saya kode baru mas masuk keruangan ya.

Saya mengangguk. Tidak ada rasa gentar tuh dalam diri saya. biasa saja. Padahal saya tahu di dalam ruangan tersebut nantinya akan ada kalimat makian, hujatan, kekesalan pasti keluar dari mulut mereka. Suasana pasti panas.

Jam lima , alias 2 jam setelah mereka berada di dalam, saya dipanggil. Saya masuk ruangan memberi salam sapa yang hanya di jawab oleh 3 orang direksi yang duduk di kiri saya. saya di persilahkan menjadi orang ke 4 di hadapan 30 orang manajer level tersebut. Wajah mereka masih merah dan tegang. Namun ada kepuasan dari ekspresi mereka. Dan sepertinya wowiek akan tuntas, selesai pada hari itu.

Saya duduk biasa saja. Lalu satu direksi yang di tengah yang merupakan presiden direktur berjalan pelan kebelakan. Di meja belakan ada 2 buah buku telfon yellow pages. Dia ambil dan dia bawa pelahan kembali ke mejanya, dan ketika dekat meja..buku telfon tebal itu di banting ke meja meeting!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun