Siapa orang tua yang tidak ingin anaknya menjadi genius? Berbagai strategi, metode, dan teknik telah diterapkan untuk membangkitkan dan mengembangkan potensi anakmelalui pembelajaran yang ada. Anak bukan objek pendidikan, tetapi anak adalah subjek pendidikan. Karena itu, anak harus diberikan suatu lingkungan yang menjadikan anak tersebut bisa berkembang dengan luar biasa. Dari sini muncullah berbagai macam tawaran-tawaran mengenai metode pendididkan yang menjanjikan dapat menjadikan otak yang genius. Anak yang cerdas tentu merupakan berkah dari Tuhan, orang tua seharusnya bangga terhadap anaknya. Tetapi memaksa supaya anak bisa mencapai tingkat genius dengan batas tertentu adalah hal yang bisa berbahaya bagi perkembangan psikologis anak.
Menurut teori belahan otak (hemisphere) sering disebut teori otak kanan otak kiri. Otak terbagi kedalam dua belahan yaitu belahan otak kanan dan belahan otak kiri. Kedua belahan otak ini terdiri dari cerebralcortex atau neocortex termasuk belahan sistem limbic-nya. Kedua belahan otak ini dihubungkan oleh tiga penghubung yaitu Corpus Colasum, Hippocompal Commissure, dan Anterior Commissure. Belahan otak kiri (left cortex) mengendalikan bagian tubuh sebelah kanan sedangkan belahan otak kanan (right cortex) mengendalikan bagian tubuh sebelah kiri. Belahan kiri digambarkan sebagai analitis karena beroperasi di linear dan pola sekuensial dengan bergerak dari satu titik ke titik lain dalam cara langkah-demi-langkah . Hal ini paling efisien dalam memproses informasi verbal (bahasa). Belahan kanan adalah bagian kreatif di mana ia mencari dan membangun dan mengakui pola-pola hubungan antara bagian-bagian yang terpisah . Tidak bergerak secara linear, tetapi proses secara bersamaan. Hal yang paling efisien dalam pemrosesan visual dan spatial.
Perkembangan intelektual seorang anak dapat dilakukan dengan cara memaksimalkan kemampuan yang ada dalam diri anak menggunakan fasilitas dan kondisi lingkungan yang baik. Para orang tua harus diberikan penerangan bahwa tidak ada metode belajar cepat yang bisa membuat anak genius seketika. Para orang tua juga harus menyadari, bahwa metode terbaik belajar adalah bagaimana menciptakan suatu lingkungan pembelajaran yang baik serta pendampingan yang baik. Belajar selalu melibatkan ingkunganl dan interaksi. Proses belajar adalah proses yang berlangsung seumur hidup. Bukan dengan cara instant apalagi dengan cara yang tidak masuk akal. Lingkungan belajar harus diperhatikan baik yang mendukung maupun yang menghambat. Interaksi belajar melibatkan bagaimana, siapa dan dengan apa seorang anak belajar. Belajar secara menyenangkan tentu akan berbeda hasilnya dengan belajar di bawah tekanan stress. Meskipun masing-masing cara mempunyai aspek negative dan positifnya. Memaksakan suatu cara atau metode belajar serta mengeneralisasikan suatu metode kepada semua anak adalah pemikiran yang keliru. Apalagi mengklaim metode tertentu dapat meningkatkan kecerdasan otak secara mutlak. Belajar juga selalu melibatkan nilai-nilai kehidupan, bukan hanya sekedar supaya anak menjadi pintar. Menjadi genius adalah efek dari belajar, bukan tujuan pembelajaran.
Dalam memaksimalkan otak, selain dengan memiliki kemampuan intelektual tetapi juga memiliki kreativitas. Kreativitas begitu bermakna dalam hidup Karena dengan kita berkreatif kita dapat memunculkan ide-ide yang baru, yang mungkin orang lain tidak dapat melakukannya. Selain itu, kreativitas juga dapat membangun diri kita sendiri dalam berbagai aspek kehidupan. Tujuan pembangunan diri itu ialah untuk menikmati kualitas kehidupan yang semakin baik.
Dapat disimpulkan bahwa setiap otak memiliki keistimewaan tersendiri. Tinggal bagaimana cara memaksimalakan otak tersebut agar terjadi perkembangan intelektual serta dapat sekreatif mungkin otak itu berkembang. Satu-satunya cara yang tepat untuk memaksimalkan kemaampuan otak yang ada adalah dengan belajar. Belajar bukan hanya sekedar bisa menghafal fakta, tetapi harus menghubungkan, memahami hubungannya, dan menjelaskan pemahamannya. Proses ini harus dilakukan secara berulang-ulang sampai mampu memahami dan mengerti hasil kegiatan belajar. Untuk paham dan melakukannya, perlu suatu tekad dan motivasi dalam proses belajar tersebut
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H