Mohon tunggu...
wonk bejho
wonk bejho Mohon Tunggu... Wiraswasta - Saya adalah orang biasa yang ingin berbagi dan belajar tentang kehidupan

Pengelola Blog https://dholpincell999.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Cara Tepat Berpikir Positif sebagai Prinsip Orang Jawa

16 Desember 2020   13:12 Diperbarui: 11 November 2022   16:58 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagian Orang jawa tentu sangat menjunjung tinggi nilai adat membiasakan berpikir positif agar hidup bahagia'.  Anda pasti pernah mendengar kalimat tersebut. selalu berpikir positif akan menimbulkan ketenangan. Sedangkan kecenderungan berpikir negatif membuat hati tak tenang.

Sebenarnya Pikiran Negatif itu bisa muncul dari serangkaian beberapa hal, misal dari memory masa kecil yang membingungkan,Dalam ruang lingkup kehidupan yang banyak tuntutan atau mungkin ada satu trauma yang mungkin hinggap sampai sekarang.

Meski demikian bagi orang yang memiliki beberapa pengalaman mampu membangkitkan kemampuan berpikir positif, tentu dalam segi bagaimana penerimaan dan bagaimana kita merespon sesuatu permasalahan tersebut.

Mungkin ada beberapa cara bisa mengubah pemikiran negatif yang selalu pesimis menjadi pemikiran yang positif yang selalu optimis.

1. Mungkin kita bisa menyisihkan waktu selama 30menit untuk merenungi dan memahami serta mencerna kembali maslah yang saat ini kita alami. tentu bukan dalam bentuk meratapi dan merasa berputus asa. Tetapi bagaimana hal tersebut menjadi hal serius atau hal sepele yang menyita waktu dan energi saja.

2. Kurangi bicara dengan diri sendiri. 75% berbicara dengan diri sendiri akan menimbulkan pemikiran negatif dan tidak rasional. bisa saja yang terjadi malah masalah yang semakin bertambah seperti cemas, takut bahkan depresi toh itu hanya pemikiran kita sendiri saja, dan belum tentu menjadi kenyataan. Nah mungkin ini menjadi satu alasan kenapa tidak di benarkan berbicara dengan diri sendiri yang terlalu jauh.

Sumber  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun