Mohon tunggu...
wong plaju
wong plaju Mohon Tunggu... Freelancer - freelancer

mencoba belajar menuliskan apa yang ada di antara dua telinga

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Our Life Cycle

17 Juli 2010   18:43 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:47 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Teringat masa kuliah dulu sewaktu mempejari Manajemen Pemasaran, di mana di suatu pembahasan mengenai product, disitu dijelaskan tentang Siklus Hidup Produk ( Product Life Cycle) di mana siklus hidup product itu terjadi sebelum produk itu tercipta, tim marketing dan para awak perisetnya telah menyiapkan segala perangkat yang akan menunjang keberlangsungan produk itu termasuk memperhitungkan yang namanya product life cycle, memperhatikan setiap babakan kehidupan produk itu dari masa launching, akan diperhatikan pertumbauhannya ( growth or not) jika ada yang tidak beres akan cepat diambil keputusan sehingga produk itu terus berkembang dan tumbuh sehat, jika produk itu telah mapan dipasar ( establish) bagaimana mempertahankannya tentunya tim marketing akan mempersiapkan berbagai program promosi sehingga produk itu dapat terus exis dan terus dapat memberi kontribusi ke pundi-pundi si empunya produk. jika produk itu telah memasuki usia maturity dimana kontribusi produk itu telah maksimal, si pengusaha itu tentunya punya seribu akal bagaimana produk itu dapat terus memberi kontribusi, salah satunya adalah rejuvinasi / peremajaan produk dengan mengganti kemasan atau membuat varian produk serupa dengan sedikit memberi perbedaan/differensiasi sehingga produk itu dapat melintasi siklus hidup yang panjang.

Sama halnya dengan Siklus Hidup Kita (our life cycle), sebelum kita di lahirkan kedunia yang penuh godaan ini, tentunya dan sejatinya orang tua kita ayah dan bunda kita telah mempersiapkan segala sesuatu untuk si cabang bayi, segala sesuatunya pastilah diusahakan oleh orang tua kita adalah hal yang terbaik, dari food supplement, susu, pakaian dan rencana kedepan untuk sianak telah dipersiapkan (" betapa mulianya orang tua kita"). Dari sejak kita dilahirkan hingga Akil Baligh/Dewasa, kita masih menjadi tanggung jawab orang tua kita termasuk kesalahan kita pun akan menjadi beban dosa mereka ("betapa mulainya orang tua Kita"), disilah orang tua kita bertindak sebagai Master Planner dan #1 Manager, yang akan selalu memperhatikan perkembangkan siklus hidup kita, jika ada sesuatu yang kurang pas/cocok menurut kaca mata mereka atau bahkan akan membahayakan anaknya pastilah orang tua kita akan mengambil suatu tindakan yang tentunya untuk melindungi anak tercintanya supaya siklus kehidupan anaknya normal, dan disini orang tua kita tidak akan meminta balasan berupa pundi-pundi materi atas kasih sayang dan jerih payah mereka mencari uang yang tercurahkan kepada kita hingga dewasa. ("betapa mulianya orang tua kita"). Dan ketika kita dewasa dimulailah babakan baru kehidupan kita, dimana segala tindak tanduk kita akan di pertanggung-jawabkan oleh kita sendiri, dan peran orang tua pada tahap ini hanya sebatas advisor yang hanya memberikan berupa asupan-asupan nasihat yang baik. bedanya dengan siklus hidup produk dengan siklus hidup kita adalah ketika pada tahap dewasa/maturity kita tidak bisa merejuvinasi diri kita agar siklus hidup kita terus panjang, karena kita sebagai makhluk yang bernyawa diberikan quota umur yang tidak bisa kita ketahui, yang bisa kita lakukan adalah memperbaiki kwalitas hidup kita, agar sisah waktu kita yang tersisah bisa bermanfaat bagi orang lain, terutama bagi keluarga kita. Semoga kita menjadi orang yang beruntung yang bisa memanfaatkan waktu dengan benar. " "SESUNGGUHNYA MANUSIA ITU DALAM KERUGIAN, KECUALI MEREKA YANG BISA MEMANFAATKAN WAKTU"

Note : peringat buat diri saya pribadi dan bagi pembaca....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun