Mohon tunggu...
wong plaju
wong plaju Mohon Tunggu... Freelancer - freelancer

mencoba belajar menuliskan apa yang ada di antara dua telinga

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Issue, Ghibha, Fitnah dan Sikap.

21 Juni 2012   19:45 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:41 592
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1340332504549010933

[caption id="attachment_189821" align="alignright" width="300" caption="...."][/caption]

Hidup memang hamparan perjuangan untuk mengatasi berbagai permasalahan, karena itulah manusia di ciptakan sebagai penghuni dunia bukannya bangsa jin dan syetan, karena manusai di bekali dengan akal untuk berjuang mengatasi permasalahan hidup, karena hidup adalah perjuangan bagi orang yang berakal.

Setiap fase kehidupan kita penuh dengan perjuangan, bukan saja di masa kita di kandungan 9 bulan oleh sang ibu yang  berjuang merawat kita , bukan saja di masa persalian sang ibu yang berjuang hidup dan mati menahan rasa sakit saat melahirkan kita, tapi jauh sebelum janin terbentuk pun telah di mulainya perjuangan, dimana jutaan sel sperma berjuang membuahi sel telur, sehingga satu sel sperma yang superlah yang mampu berhasil membuahi sel telur yang menjadi fetus dan bermertamorfosis di dalam rahim sehingga menjadi kita yang siap di lahirkan. bahkan jauh dari itu,  proses pertemuan calon ke dua orang tua kita pun pastinya melalui proses perjuang tersendiri hingga ke pintu pernikahan membentuk suatu keluarga. di fase kehidupan yang lainpun tak kalah sulitnya hamparan masalah yang menghadang, tapi karena kita manusia super dari sel sperma dan sel telur yang super kita hadir, maka seharusnya kita menjadi super juga dalam berjuang  mengatasi masalah yang menghadang. kenapa kita harus cengeng, bersikap inferior ( lemah ) dan bahkan lari dari permasalahan yang justru akan mengasilkan masalah baru yang lain ?

Di kehidupan kita, baik di lingkungan rumah tangga,perumahan, kerja dan linkungan sosial lainnya sudah pasti banyak issue (kabar tak jelas), jika  issue itu tidak di kelola dengan baik maka issue itu akan terangkat ke atas menjadi rumors yang jadi perbincangan orang lain, dan jika rumors itu sudah sampai ke mulut orang yang bertype "bensin" yang siap membakar, maka jadilah rumors itu jadi ledakan masalah yang siap meluluh lantakan tatanan yang sudah terbentuk. Apakah kita mau menjadi orang bertype Bensin ? jika ya, berarti anda termasuk orang "sakit jiwa" yang suka buat rusuh, menggunting dalam lipatan, mengambil untung dari kesusahan orang lain, atau anda termasuk orang yang suka melihat orang lain susah. Ada satu kata-kata bijak yang mengatakan " jika ada seseorang menceritakan kejelekan orang lain kepadamu, tunggulah suatu saat orang tersebut akan menceritakan kejelekanmu kepada orang lain juga". Maka berhati-hatilah kepada orang yang mempunyai sifat seperti ini.

Menceritakan rumors yang tidak jelas akan suatu hal yang kita tidak tahu pasti apalagi itu menyangkut seseorang dan bahkan sampai menyimpulkan dan serta membuat tuduhan itu adalah "Ghibah", dan lebih parahnya lagi jika tuduhan itu salah maka hal itu akan  menjadi "Fitnah" , ( "Al finatul Ashadu Minal kotl" finah itu lebih kejam dari pada pembunuhan) , fitnah inilah yang bisa bikin orang yang jadi  korban fitnah bisa bercerai berai, bahkan bisa saling luluh lantakkan satu sama lain. Dan si penyeba berita fitnah mungkin senang dengan kejadian itu jika ia termasuk orang gila, atau si penyebar berita tidak jelas itu sadar akan kekeliruannya  bahwa apa yang telah ia lakukan adalah fitnah belaka. Pepatah Arab mengatakan “Lisan dapat menembus apa yang tidak dapat ditembus oleh jarum” betapa tajamnya lisan.

Benteng terakhir dalam kita berjuang menghadapi permasalahan hidup adalah diri kita sendiri, maturity in attitude ( kematangan dalam bersikap), agar tidak menimbulkan issue yang dapat berkembang menjadi fitnah  memang sebaiknya kita menghindari sikap yang melampaui batasan-batasan normatif  (hukum dan perilaku kepatutan masyarakat yang berkembang pada saat itu), walaupun tidak melanggar aturan normatif , walaupun tujuannya baik ya sebaiknya di hindari untuk menghindari fitnah yang akan menghadang. Hindarilah  berbuat Ghibah, sadarlah kita itu memang manusia super tapi masih banyak kekurangan dan ketebatasan, dari pada ngomongin kejelekan orang lain lebih baik kita sibuk memperbaiki diri kita sendiri saja, ini akan jauh lebih bermanfaat.  Jika anda mendapatkan kabar Ghibah sebaiknya anda jangan menjadi "bensin" juga  sehingga membuat masalah cepat terbakar, apa lagi jika fitnah itu menyangkut orang dekat atau saudaramu, sebaiknya harus di hadapai dengan kepala dingin dan mencermati alur masalahnya, jangan malah menjadi bahan bakar buat saudaramu meluluh lantakkan tatanan yang sudah terbentuk. Dan orang yang menghadapi masalah  jangan  cengeng jangan lari dari masalah dan bahkan menciptakan masalah lain yang tidak meneyelesaikan masalah pokoknya, ingatlah bahwa kita dilahirkan di dunia ini adalah manusia super yang sudah di takar kemampuan " beban pikulnya"  oleh sang pencipta dalam menghadapi masalah yang di ujikannya. Dan bagi yang terfinah, bersikaplah normal jangan over reactive , buktikan bahwa anda tidak melanggar aturan normatif yang di sangkakan.

Catatan Kehidupan, For my Wife I trust on You.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun