Mohon tunggu...
Wahono Wongmbanjar
Wahono Wongmbanjar Mohon Tunggu... -

Internet Marketing & Networking \r\nhttp://wahonobae.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Perjalanan Sebuah Mimpi – 01

16 Desember 2010   18:46 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:40 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Terhitung sejak Agustus 2009, saya dan keluarga pindah dari kota gudeg yang telah bertahun-tahun menggembleng saya hingga sedikit tau tentang duni event organizer, dunia wira usaha, dunia entertaintment, dunia politik, dunia organisasi, dunia spiritual, dunia seni budaya bahkan dunia cinta. Dan kini satu tahun lebih saya telah kembali menghirup udara, makan, minum, tidur, kencing, beol dan mencoba mengais rejeki di tanah tumpah darah yakni tanah kelahiran saya tercinta Banjarnegara. Sepanjang waktu itu pula saya mencoba untuk tau tentang Banjarnegara. Dan bagi segelintir orang akan beranggapan bahwa, waktu yang singkat ini tentu tidaklah akan menjamin bahwa orang tersebut dapat menumbuhkan rasa cinta kedaerahan yang oleh di bilang dapat di pertanggung jawabkan.  Namun demikian sebagian lain juga akan bilang bahwa, lamanya waktu-pun juga tidak bisa menjamin bahwa seseorang tersebut dapat memiliki rasa cinta terhadap daerahnya yang dapat di pertanggungjawabkan. Lalu apa masalahnya ? masalahnya adalah bukan pada persoalan atas pernyataan cinta atau tidak cintannya kita terhadap bumi pertiwi. Melainkan pada sejauhmana action atau tindakan kita atau seseorang tersebut atas pernyataan-nya. Mengapa? Karena setiap cinta pada hakekatnya membutuhkan sebuah pengorbanan. Pengorbanan demi dan atas nama segala cinta inilah yang sering dikenal sebagai bentuk sebuah pengabdian.

Tentang sebuah pengabdian dalam konteks kedaerahan, ingin rasanya saya bisa memberikan yang terbaik atas diri saya pada sebuah kota yang telah memberikan kesempatan pada saya dan seluruh keluarga hidup dengan damai. Dan berusaha untuk memahami beberapa permasalahan dan juga kebutuhan yang muncul dalam ranah social kemasyarakatan, bagi saya adalah sebuah keniscayaan. Sebelum akhirnya sebuah kata pengabdian dikumandangkan untuk sebuah perjuangan panjang, menegakkan pilar-pilar luhur pendiri bangsa dan mengibarkan panji-panji ketuhanan diseluruh maya padha ini.

Menuju kebangkitan kaum muda Banjarnegara adalah sebuah isu yang akan di dengungkan hingga momentum tersebut dapat terlahir sebagai tonggak awal atas sebuah pembaharuan. Embrio perjuangan ini telah ditandai dengan lahirnya organisasi yang saya bentuk yakni WFC. WFC atau singkatan dari WongMbanjar Facebook Community berdiri pada hari minggu, 28 Februari 2010, di Balai Desa Pekauman, Madukara, Banjarnegara. Terdiri  dari kumpulan anak-anak muda Banjarnegara yang memiliki semangat pengabdian dan kepedulian yang luar biasa dan dari latar belakang yang cukup heterogen.

Sejak di deklarasikan-nya organisasi ini hingga kurang lebih enam bulan adalah sebuah proses waktu yakni sebuah seleksi alam atas komitmen yang di sepakati bersama. Apakah wacana yang di gulirkan akan makin menggelembung ataukah akan semakin pudar? Beberapa kawan-kawan mengalami kendala jarak dan waktu dalam menyatukan gerak langkah perjuangan. Karena mereka berada di luar kota. Beberapa kawan justru menuduh lurahnya telah bersikap undisiplinner, krn terlalu konsentrasi dengan bisnis barunya. Dan bagi saya, semua akan terjawab oleh waktu. Meskipun waktu tidak memiliki mulut sebagaimana kita manusia. Namun waktu akan tetap bisa berbicara.

Beberapa aktifis WFC masih terus berkomunikasi walau tidak seintens pada walnya. Beberapa aktifis merapat dan membangun perjuangan baru pada jalurnya. Dan yang di luar kota tetap memantau pergerakan di Banjarnegara. Artinya masih ada mimpi besar yang harus bisa di wujudkan bersama. Dan apa yang terjadi….? Sang waktu berkata “ lilin ini masih menyala bung !!! ini masih babak pertama “ itu katanya sang waktu loh….bukan kata saya, huehehehehe….

Babak kedua, bertemunya saya dengan komunitas bisnis networking yang terdiri dari kaum pengusaha muda, aparat, birokrat, banker bahkan ibu rumah tangga sekalipun nyala lilin tersebut masih terus bisa bertahan. Tiupan angin yang cukup kencang membawaku untuk bisa terbang sesaat lamanya bersama bisnis ini hingga saya bisa menginjakan kaki di Negara tetangga Malaysia. Bertemu dengan komunitas bisnis yang sama dari latar belakang yang super heterogen, yang dating dari 100 Negara lebih di Dunia. Momentum ini tidak bisa saya kesampingkan, ketika waktu memberikan pada saya sebuah kesempatan. Maka sebuah organisasi bisnis yang kami beri nama A Team Victory Garuda kami deklarasikan sebagai sebuah organisasi resmi di Banjarnegara yang khusus bergerak pada ranah ekonomi networking dan enterpreneur. Gebarkan organisasi ini, sempat dicemburui oleh komunitas yang sama di berbagai kota di jawa tengah karena memiliki ruh dan smangat yang berbeda. Hingga bisa membawa tokoh besar pelaku networking sekaliber ASIA hadir di kota Banjarnegara. Ibarat roda yang putaran awalnya sangat kencang memicu gesekan yang ternyata berefek kedepan-nya kurang bagus terhadap perkembangan komunitas. Dalam kurun waktu 3 bulan, organisasi telah disibukan oleh urusan sampah kotor dan kerak-kerak tak berguna yang bersifat personality bgt. Wal hasil komunikasi organisasi menjadi macet. Inilah detik-detik akhir organisasi ini fakum, sebelum akhirnya organisasi ini bisa mulai jalan kembali. Yakni sejak tulisan ini di terbitkan.

Babak tiga, bertemunya saya dengan tokoh muda Komite Nasional Pemuda Indonesia yang ternyata dalam perkembangan waktu terpilih menjadi ketua DPD KNPI Banjarnegara. Periode waktu 2010 – 2013. Mengantarkan saya pada satu titik kesempatan emas untuk bisa bertandang dan berdiskusi dengan berbagai organisasi resmi kemasyarakatan. Baik itu organisasi NU, seperti Pemuda ANSOR, FATAYAT, Pemuda Muhammadiyah, Pemuda Moslem, maupun temen-temen sekber pecinta alam Banjarnegara dan juga beberapa aktifis kampus yang ada di kota Banjarnegara. Memang tidaklah mudah untuk bisa menyamakan langkah perjuangan menuju pada satu titik perjuangan bersama. Akan tetapi, ketidakmudahan inilah menjadi sebuah tantangan besar bagi saya untuk terus mempertahankan nyala lilin ini agar bisa menjadi jauh lebih besar.

Tahab awal adalah proses meleburkan diri pada dinamisme jalan-nya organisasi, dan tentunya dalam proses tersebut harus di imbangi dengan penghayatan ruh dan cikal bakal organisasi ini di bentuk. Sebuah cahaya terang saya temukan dalam remang atmosfir preseden buruk sejarah KNPI. Dan ini makin menyulutkan lilin yang sudah lama nyala untuk siap meledak.  Momentum demi momentum terus saya tunggu dan saya ikuti. Dimana ada kesempatan untuk bisa menyebarkan virus primordialis, nasionalis dan juga patriotis. Disitu pula saya coba bercuap-cuap semampu saya dan sebisa saya. Wal hasil, beberapa orang berhasil disamakan  frekwensi perjuangan-nya guna mewujudkan mimpi besar menuju ketercapaian-nya isu yang hendak kita usung bersama yakni MENUJU KEBANGKITAN KAUM MUDA BANJARNEGARA.

“ Beri saya 10 pemuda, maka akan saya ubah dunia !!! “ kata-kata Bung Karno ini begitu terngiang sedemikian rupa dalam telinga, hati dan pikiran saya, meski saya tidak pernah melihat wajahnya sekalipun ketika Beliau masih hidup. Begitu mendengar namanya, serasa harum wangi kebesarannya menembus hidung hingga masuk ke tulang sumsum. Membuat hati ini tergetar dahsyat untuk bisa bergerak dan berkata “ SELAMATKAN BUMI NUSANTARA hinga tetes darah penghabisan !!! “. Perasaan ini sama persis ketika lembaran demi lembaran sejarah kebesaran Rosul Tercinta di bacakan. “ andai saya bisa menyentuh kulitmu wahai Nabi tercinta…”

19 Nov 2010, adalah catatan awal atas sejarah yang akan terus mengantarkan saya pada perjumpaan demi perjumpaan dengan kawan-kawan yang memiliki mimpi besar demi Banjarnegara dan juga Nusantara. 21 Nov 2010, saya bertemu dengan kawan – kawan yang menyebutnya sebagai komunitas EU ( Enterpreneur ) Banjarnegara. Terdiri dari para pengusaha muda Banjarnegara yang terlahir dari kelas entrepreneurship. Yang ternyata embrio komunitas EU tersebut juga berawal dari komunitas yang sering pada nongkrong di warkope nyong Banjarnegara. Dan lahirnya kelas Internet Marketing di Banjarnegara ini juga lebih disebabkan oleh campur tangan yang ahli dari hasil jebolan anak2x EU Banjarnegara. Dan saya adalah salah satu siswa di kelas IM angkatan pertama. Semoga niat perjuangan untuk terus membangun kota tercinta dari kawan-kawan semua akan terus menyala hingga kapanpun. Amiin……

Nex Journey

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun