Mengamati dinamika perkembangan bisnis pada saat ini, baik di tingkat local maupun nasional, nampaknya masih menyimpan harapan yang cerah kedepan. Walau persoalan makro seperti telah bergulirnya perdagangan bebas Asia ( AFTA ) sudah berjalan satu tahun lebih. Saya masih ingat diskusi dengan temen saya satu tahun yang lalu ketika AFTA baru saja mulai berjalan kurang lebih satu bulan. Ada wacana pesimistis dan juga optimistis muncul disana. Wacana pesimisnya adalah ketika SDM kita tidak mampu untuk mengikuti perkembangan jaman dan juga tidak bisa memanfaatkan peluang dan akses yang ada. Sedangkan wacana optimisnya adalah bahwa pangsa pasar atau ceruk ( sedikit meminjam bahasanya Bung Hermawan Kartajaya, salah satu tokoh dunia marketing Indonesia berkaliber Internasional ) dengan adanya AFTA justru semakin terbuka lebar, tentu dengan tata aturan perdagangan yang jauh lebih lunak dibandingkan sebelumnya. Wacana terus berkembang, bahwa dunia bisnis kedepan yang mampu bertahan dari gempuran 100% AFTA dan juga Perdagangan bebas Dunia, adalah bisnis yang tidak memiliki ketergantungan atas bahan baku. Ini adalah sekelumit rangkuman sharring dan diskusi temen-temen BEC ( Banjarnegara Entrepreneur Community ) kala itu. Sedangkan kawan-kawan Networking bilang bahwa, 2016 nanti adalah BOOMnya bisnis Network. Dan geliat ini nampaknya sudah mulai terasa, sebab dalam satu minggu ini saja saya mendapatkan tawaran bisnis Networking ada empat macam. Diantaranya adalah networking yg berbasis spiritual seperti umroh dan atau haji, networking berbasis kesehatan dengan harga yang sangat ekonomis, networking berbasis Holliday dan juga tak kalah menariknya adalah networking berbasis ROKOK. Hm… gile bener…., dari sini saya mulai percaya bahwa apa yang di katakan oleh tokoh entrepreneur International Warren Buffet, benar adanya, “ ini hanya masalah waktu…. “ katanya. Terus setelah Networking, lalu bisnis apa lagi yang bakal meledak dikemudina hari ? Nabinya MLM atau Multilevel Marketing yakni Robert T Kiyosaki, dalam berbagai artikel, video dan juga bukunya yang paling popular yakni “ Rich Dad Poor Dad “ dan juga “ The CashFlow Quadrant “ pernah bilang bahwa Networking mengajarkan pada kita pelan namun pasti untuk berpindah dari quadrant left ke quadrant right yakni investor. Sebab tanpa harus mengeluarkan modal yang besar sekali, sebagaimana bisnis konvensional, Networking akan mengantarkan pelaku Network yang professional dan juga penuh dedikasi pada puncak impiannya, yakni Time and Financial Freedom. Tanpa bermaksud untuk membantah, saya sendiri percaya apa yang dikatakan oleh beliau. Sebab beberapa kawan yang sudah menggeluti dunia bisnis Networking MURNI terlebih dahulu, sudah mulai merasakannya. Dan saya menyaksikan sendiri keberhasilan dan kesuksesannya. Tanpa terasa waktu terus berjalan, jaman juga terus berubah. Kesuksesan yang pernah dan sedang di raih oleh kawan-kawan pebisnis konvensional, 90% ingin mempertahankan titik keberhasilan tersebut dengan berbagai macam cara. Ditengah – tengah persaingan yang semakin ketat, nilai uang yang semakin merosot terus. Gempuran pelaku bisnis Height Capital yang mulai merambah kepelosok desa. Teori kesukses yang dahulu kala pernah diterapkan dan berhasil, sama sekali tidak bisa menjamin bahwa kedepan teori tersebut, jika diterakan dapat memperoleh hasil yang sama. Lalu apa yang semestinya kita lakukan ? Jika analoginya roda itu berputar, maka kedudukan sebuah keberhasilan dan atau kesuksesan itu sendiri selalu berubah, kadang kedudukan itu berada dibawah, di tengah dan juga diatas . maka secara filosofis jika kita telah berjuang dari bawah dan saat ini kita berada di puncak kesuksesan. Jika kita tidak menghendaki untuk turun kembali, wajib hukumnya bagi kita untuk bisa Berbalik Arah, tidak berjalan lagi tetapi BERLARI melawan arus yang ada. Berbalik arah artinya kita harus berani untuk melakukan sebuah terobosan baru yang berbeda dari kabanyakan dan kebiasaan yang ada. Berlari juga bisa diartikan sebagai bentuk kesigapan yang harus dilakukan sekarang bukan nanti. Tidak harus nunggu bola tetapi HARUS jemput bola. Hermawan Kartajaya dalam bukunya “ Hermawan Kartajaya on MARKETing “ pernah bilang bahwa “ mengusai pasar itupenting, tetapi menguasai hati dan pikiran pasar itu jauh lebih penting “. Dan bagaimana agar kita bisa belajar bersama mengenai konsep tersebut, supaya bisnis yang sedang kita bangun dapat berjalan sesuai dengan harapan ? memahami kebutuhan dan juga permasalahan market adalah kunci keberhasilan dalam membangun sebuah bisnis. Bagaimana kita bisa menciptakan sebuah produk tanpa riset pasar terlebih dahulu, apakah pasar membutuhkan atau tidak ? jika pasar tidak ataubelum membutuhkan apakah produk juga bisa kita buat ? jawabannya BISA juga. Tetapi Height Cost ! sebab kita harus edukasi pasar. Ini yang menyebabkan biaya promosi jadi mahal. Dan saya percaya ini sulit dilakukan bagi para pebisnis pemula atau newbie. Loh kok malah ngomongin dunia marketing sampai disini….wkwkwkwkwkwk…..tadi sampai dimana ya pertanyaan saya ? hiks Terus setelah Networking, lalu bisnis apa lagi yang bakal meledak dikemudina hari ? Jawabannya adalah INTERNET MARKETING. Halah to the point bgt kayaknya ya….? Kok BISA ? ya BISA wong hurufnya kan pake “ A “ coba saya ganti pake “ O “ atau “ E “ pasti jawabnya BISO atau BISE. Wkwkwkwkwkwk….lanjut ah….guyon ae….. Pasti penasaran jawabannya apa ya….? klik saja SKR !!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H