Mohon tunggu...
Wong Kam Fung
Wong Kam Fung Mohon Tunggu... -

Baca tulisan-tulisan dia di blog pribadinya http://wongkamfung.com, atau menghubunginya di akun Twitter @wkf2010.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Asmara Berbalur Lendir

19 Maret 2011   18:11 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:38 347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="" align="alignleft" width="151" caption="asmara berbalur lendir"][/caption] Ini jelas bukan urusan saya. Ini urusan mereka. Namun karena yang perempuan seorang figur publik, hampir semua media kemudian memberitakan. Akibatnya, mau nggak mau saya jadi terpapar urusan mereka. Inilah yang kemudian memaksa saya membuat tulisan ini.

Terpaksa? Kesannya saya tidak mau namun tetap melakukan, begitu ya? Ya. Sebenarnya saya tidak mau mencampuri urusan mereka. Hanya saja, intensitas paparan berita tentang mereka demikian tinggi dan sudah membuat saya merasa tidak nyaman. Apa boleh buat, akhirnya saya t-e-r-p-a-k-s-a membuat tulisan ini. Dalam keadaan terpaksa seperti ini, jelas saya tidak bisa menikmati saat membuatnya. Di sisi lain, keterpaksaan tersebut sekaligus melegakan hati dan pikiran. Daripada disimpan-simpan kemudian menjadi borok, mendingan dimuntahkan saja. Ya toh?

Urusan cinta-cintaan dua manusia yang sudah tidak muda lagi itu sebenarnya bukan barang baru. Dikarenakan rencana pernikahan mereka yang akan dilaksanakan dalam waktu dekatlah yang kemudian membuat media semacam televisi mengemas rencana hajatan itu menjadi barang dagangan berupa infotainment dan sejenisnya. Kapan lagi ada berita bagus macam gini? Dahaga penggemar gosip juga jadi terpuaskan. Sama-sama menyenangkan bagi mereka, tetapi tidak untuk saya. Cerita itu bagi saya ibarat barang busuk yang dicoba ditutup-tutupi secara rapat tapi kemudian menguar dan terungkap. Barang busuk yang tidak ada bedanya dengan ‘crot’ milik ayam tetangga yang sering saya temukan bertebaran di teras rumah.

Yang saya uraikan ini tentu saja hanya sebuah prasangka dan penilaian pribadi. Benar tidaknya hanya mereka dan Yang Di Atas yang tahu. Saya melihat kisah jalinan asmara yang mereka pintal kok tidak tulus. Bukan panggilan hati yang suci dan murni yang melandasi niatan menyatu, tetapi ada barter layaknya sebuah transaksi jual beli. Buat si laki-laki, barangkali paras ayu dan ketenaran si perempuan yang menggerakkan dia meninggalkan istri dan anak-anaknya. Bagi si perempuan, harta si laki-laki yang pengusaha dan iming-iming pengalaman baru dimiliki pria ‘macho’ nampaknya menjadi magnet yang kuat untuknya.

Di mata saya mereka berdua jelas terlihat hanya mementingkan ego dan libido. Ego mendorong mereka melupakan istri atau suami sah beserta anak-anak mereka. Libido telah mengalahkan akal sehat dan membutakan nurani mereka. Cinta mereka hanya sebatas asmara berbalur lendir. Ketika lendir itu telah puas mereka nikmati, apakah mereka akan tetap bersama? Saya kok memperkirakan usia kebersamaan mereka tidak akan bertahan lama. Ini bukan menyumpahi mereka apalagi sebuah doa yang mengancam lho. Hanya sebuah perkiraan berdasarkan hitung-hitungan yang subyektif sifatnya. Bagaimana dengan anda?

Sumber gambar: di sini

Salam,

WKF yang ada di wongkamfung.boogoor.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun