Mohon tunggu...
Wong Kam Fung
Wong Kam Fung Mohon Tunggu... -

Baca tulisan-tulisan dia di blog pribadinya http://wongkamfung.com, atau menghubunginya di akun Twitter @wkf2010.

Selanjutnya

Tutup

Money

Pecinta Status Quo

13 Juli 2010   00:01 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:54 363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

The absurd man is he who never changes.” Auguste Barthelemy (in 21st Century Dictionary of Quotations)

Alangkah bodohnya kita bila tetap ngotot untuk tidak mau berubah. Di saat semua sudah tidak seperti sebelumnya, kita masih berkutat dengan hal-hal yang sudah basi. Bukan berarti tidak mau berubah itu hal yang nista, tetapi bila perubahan itu jelas-jelas dibutuhkan namun tetap bergeming, saya katakan, bodoh, kepala batu itu namanya. Apakah anda akan tetap diam ketika anda tahu harus bergerak?

Kadang-kadang saya tidak habis pikir dengan orang-orang yang berkepala batu terhadap perubahan. Orang yang tahu bahwa dengan tetap diam tidak akan menuju ke arah kebaikan namun tetap saja tidak mau berubah. Mesti disebut apa orang seperti ini kalau bukan kepala batu?

Penyebab nyata dari ketidakmauan berubah orang-orang pecinta status quo adalah keengganan mereka meninggalkan comfort zone, zona nyaman. Siapa sih yang mau melepaskan kursi empuk beralaskan selimut bertahtakan batu manikam untuk pindah di bangku reyot penuh bangsat atau kepinding? Siapa yang ingin keluar dari istana megah nan hangat dan masuk gubuk reyot penderitaan yang bolong-bolong? Tidak ada! Tidak ada satupun pecinta status quo yang mau dengan sukarela melakukan itu. Bagi dia, dunia di luar zona nyaman adalah ketidakpastian. Bodoh menurut dia bila ada yang mau keluar dari zona nyaman untuk menyongsong ketidakpastian. Dan inilah satu ciri pecinta status quo, yaitu dia bukan seorang risk taker. Bukan tipe manusia yang berani ambil resiko.

Ketakutan seorang pecinta status quo disebabkan juga oleh persepsi yang salah. Baginya, perubahan adalah sebuah ancaman. Itulah sebabnya dia akan menolak mati-matian ketika datang perubahan. Dia tidak rela jika yang muda akan menggantikan. Nggak akan suka dia bila pendatang baru mengisi kursinya. Nehik!, no way!, bila harus lengser keprabon. Sungguh bulat tekadnya untuk melawan perubahan. Mereka yang membawa perubahan adalah ancaman. Oleh karena itu, harus dilawan. Nyata sudah, yang namanya resistant to change selalu ada. Khususnya di kepala dan dada pecinta status quo.

Hal lain yang membuat para pecinta status quo bertahan adalah ketidakmampuan beradaptasi. Saya lebih sreg menyebutnya ketidakmauan, bukan ketidakmampuan. Yakinlah, siapapun akan mampu bila memiliki keyakinan. Syair lagu milik R. Kelly, I believe I can fly, sangat menginspirasi dan memotivasi. Cobalah dengarkan dan cermati bait per bait lirik lagu itu. Anda akan paham apa yang saya maksud. Tapi sayangnya, anda tidak akan bisa menikmati bila anda termasuk pecinta status quo. Namun kabar gembiranya, meskipun anda pecinta status quo tetapi bila memiliki keyakinan untuk dapat berubah, pasti, anda akan berubah. Untuk itu, yakinlah!

Bila diamati, dan anda boleh tidak setuju dengan saya, pecinta status quo pasti bukan manusia visioner. Dia bisa jadi termasuk si lidah panjang alias penjilat biar tetap bisa bertahan di zona nyamannya. Atau seseorang yang layaknya seekor katak dalam tempurung yang, anehnya, senang memonyetkan manusia dan tergagap-gagap menyaksikan perubahan dunia di luar termpurungnya. Tidak aneh bila kemudian ketika menjadi pemimpin, dia mendapat julukan Si Goblog Memimpin. Karena kebodohannya itu, jangan heran jika dia membuat peraturan yang membahayakan, bahkan bagi dirinya sendiri. Dengan demikian, sudah pasti dia akan di-persona nongrata-kan lingkungannya. Sayangnya, seorang pecinta status quo acapkali berkepala batu.

Jika kepala batunya manusia pecinta status quo ini hanya berdampak kepada diri sendiri, barangkali tidak menjadi masalah. Namun ketika kebodohannya memiliki efek destruktif bagi kehidupan pihak lain apalagi dengan jumlah yang tidak sedikit, alangkah dzolimnya dia. Celakanya lagi bila dia tidak menyadari bahwa perilakunya itu salah.

Harus bagaimana lagi kita bisa membukakan mata para pecinta status quo agar tahu bahwa tidak ada yang tetap kecuali perubahan itu sendiri?

Sumber gambar: di sini

Salam,

WKF yang ada di wongkamfung.boogoor.com

Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun