Laju peradaban sekarang bagaikan anak panah yang melesat dari busurnya. Anak panah itu tidak akan berhenti sebelum mencapai sasaran atau energinya yang membuatnya melesat habis. Sejak kecil aku telah diajari bahwa kelangsungan hidup bergantung kepada uang. Maka ketika dihadapkan pada suatu kenyataan , maka aku akan berusaha berontak dan berjuang untuk mencari nafkah guna menopang kehidupanku.
Aku tumbuh dalam kesendirian dan berada dibawah tekanan psikologis yang didesakkan oleh lingkungan. Aku diabaikan oleh kedua orang tuaku karena kesibukan mereka kerja di luar negeri, sejak bayi aku hanya di asuh oleh nenekku yang sudah renta. Selanjutnya pendidikan aku diserahkan ke sekolah formal tanpa perhatian kedua orang tuaku. Orang tuaku beranggapan , dengan memenuhi segala kebutuhan material anaknya, berarti telah cukup memberikan bingkisan kebahagiaan. Padahal, seorang anak membutuhkan lebih dari sekedar materi. Peranan orang tua dalam meletakan pendidikan dasar terhadap anaknya sangat berpengaruh terhadap masa depan anaknya. Mereka tidak sadar bahwa kasih sayang dan perhatian orang tua akan menjadi landasan yang kokoh bagi rasa kemanusiaan seorang anak kelak jika ia dewasa. Namun, ketika orang tua mengabaikan anaknya, disengaja maupun tidak, anak itu kelak menjadi manusia yang berkpribadian labil, individualis, mementingkan diri sendiri, dan tidak memiliki rasa perhatian terhadap kepentingan orang lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H