Ini bukan gosip dan bukan fakta (sesungguhnya), namun ini adalah hasil dari penerawangan saya bahwa terdapat 'hubungan serius' antara Raffi Ahmad dan ibu Ani. Tapi eeeeiiittttsss.... jangan cepat mengambil kesimpulan dari judul tulisan ini sebelum membacanya hingga tuntas...tas...tas...
Minggu yang lalu, seperti biasa setiap pagi saya selalu menyempatkan membuka portal surat kabar Indonesia. Membaca beberapa berita penting di tanah air (yang sering membuat kangen dan sering pula gregetan dengan para koruptor yang rata-rata masih muda belia), kira-kira kabar apa yang sedang booming dan menjadi trendsetter media-media tersebut. Setelah membaca beberapa berita penting, secara tidak sengaja saya menemukan berita entertainment yang mengisahkan hubungan asmara Raffi Ahmad yang sedang heboh-hebohnya diperbincangkan. Bagi saya yang tidak terlalu tertarik dengan gosip asmara para selebritas tanah air, berita ini termasuk menarik karena berita tersebut juga 'menumpuk' di layar Youtube saya #hadew!!
Hampir semua stasiun tipi yang punya 'relasi' kerja dengan sang selebriti saling berlomba mengungkit-ungkit kisah asmara tersebut tanpa lelah; baik dalam bentuk talk show, ataupun berita gosip-gosip entertainment dengan ulasan yang 'diusahakan' tajam setajam silet... #sreeettt! (walaupun sebenarnya saya sangat terlambat melihat 'sajian' gosip ini #hiks)
Saya kemudian secara tidak sadar semakin penasaran, ada apa sih sebenarnya dengan Raffi Ahmad dan asmara percintaan seperti apa sih yang begitu heboh diperbincangkan? Dara mana sih yang begitu gencarnya dihubung-hubungkan dengan asmara sang idola? Dan mengapa begitu hebohnya seakan-akan semua orang seantero Indonesia tanah airku begitu berharap mereka berdua benar-benar 'jadian'? #bingungdanpenasaran
Kemudian disela-sela kewajiban (harus memulai) menulis literature review penelitian, saya menghabiskan beberapa jam sehari (tobat deh!!) untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan di atas agar penasaran saya 'terpuaskan'. Saya mulai googling berita-berita gosip yang berhubungan dengan pasangan tersebut dan mulai satu-persatu 'membongkar' rekaman-rekaman Youtube yang diposting. Terakhir yang saya lakukan adalah mengaktifkan kembali akun twitter dan instagram saya (yang selama ini saya tinggalkan karena sangat bosan dengan cuit-cuit dan narsis-narsis) agar saya terhubung dengan berita-berita pasangan tersebut, terutama dari fans mereka berdua. Dan ternyata saya menemukan begitu banyak informasi yang sangat menarik dari usaha ini; romantisme a la Raffi Ahmad!! #hohohojangansalahkirayaaa
Pertama, seseorang menjadi pesohor karena adanya orang-orang yang bukan pesohor. Artinya, Allah menciptakan konsep 'saling berpasangan' saat pertama kali dunia diciptakan dengan sangat sempurna, sehingga membuat semua mahluk yang berada di dalamnya (dunia) hidup secara dinamis dan saling berhubungan (baca: membutuhkan). Pesohor menjadi tersohor karena disohor (istilah apa ini?) oleh para penggemarnya; tawaran kerja berdatangan baik dalam bentuk acara maupun tawaran iklan produk/jasa karena sistem kapitalis sangat happy akan adanya hubungan ini dengan menjadikan pesohor sebagai agen 'penjual' produk-produk mereka kepada para penggemarnya. Semakin heboh gosip sang selebriti, semakin banyak pula manusia yang akan mengerubungi (beritanya), sehingga semakin terbuka jalan bagi promosi produk barang/jasa #sosmart!!
Kedua, pengalaman (masa lalu) adalah guru yang sangat 'jenius' bagi manusia. Saya menganalogikan hal ini dengan pendapat saya yang telah berumur puluhan tahun bahwa 'seseorang yang pernah menjadi orang 'tak berada' akan sangat humble dan toleran kepada 'orang biasa' pada saat dia berada di puncak kejayaan (karena kerja kerasnya). Pada saat itu pula seseorang tersebut merebut cinta dari semua orang. Saya bukanlah penggemar Raffi Ahmad dan bukan penggemar setia acara-acaranya. Dari dulu juga saya tak terlalu suka sinetron, so saya tak tahu sama sekali sinetron-sinetronnya. Namun, itulah yang dapat saya katakan bahwa setinggi-tingginya kualitas seorang Raffi Ahmad - muda, tampan menawan hati, rumah dimana-mana, mobil mewah berjajar (hasil kerja keras sedari usia dini) - namun dia terlihat humbel dan sangat dekat dengan para penggemarnya, sesuatu hal yang sangat jarang ditemui dewasa ini di jagad per-selebriti-an Indonesia, terutama selebriti-selebriti karbitan dan instant. Misalnya, saya pernah berada satu pesawat ke Jakarta dengan salah seorang artis pria pemeran Sinetron Cinta Fitri. Pada saat itu dia berdampingan tempat duduk dengan teman saya (yang bangkunya satu baris dengan saya). Selama dalam penerbangan 55 menit tersebut, sang artis sama sekali tidak peduli dengan lingkungan sekitarnya dan menutup wajah dengan topinya. Walaupun penumpang lain mengetahui bahwasanya dia adalah salah satu pemeran di sinetron 'laris', namun dia langsung 'ngeloyor' keluar pesawat setelan landing mendahului para penumpang yang lain #duhsombongnya!!
Mudah-mudahan benar anggapan saya bahwa Raffi Ahmad seorang yang humble dan ramah, sehingga dicintai dengan fanatik dan 'fundamentalis' seperti saat ini.
Ketiga, memang benar apa yang dikatakan oleh orang pintar bahwa saat ini adalah masa dimana rumah sudah tak lagi mempunyai dinding, urusan pribadi telah menjadi urusan publik dan hal-hal yang terjadi di masyarakat seringkali menjadi isu utama perbincangan dalam keluarga. Para penggemar fanatik dan fundamentalis yang dimiliki oleh seorang Raffi Ahmad sangat menyadari hal ini. Mereka bekerja sama saling menggalang dukungan dalam berperan sebagai paparazzi yang selalu menguntit 'kehidupan' sang idola. Banyak foto-foto pribadi sang idola dengan 'kekasih barunya' beredar di twitterland yang hampir sebagian besar foto-foto tersebut sama sekali tidak ditemui di official twitter sang idola. Satu hal yang paling menarik dicatat adalah bahwa para penggemar memiliki 'asa' yang hampir sama mengenai kehidupan romantisme Raffi Ahmad yaitu memiliki kekasih terakhir tempat hatinya berlabuh hingga maut memisahkan mereka #uhukuhuk (garuk2tenggorokan).
Para penggemar Raffi Ahmad telah menghapus batas antara mereka dengan sang idola melalui cuitan-cuitan hingga tengah malam, saling bertukar informasi serta tak bosan-bosannya memperbincangkan sang artis idola. (agak sedikit galau saya dibuatnya saat saya membanyangkan betapa banyaknya waktu yang mereka habiskan untuk cuit-cuit tersebut dibandingkan dengan waktu belajar mereka di rumah...hehe). Hal yang paling dahsyat belakangan ini (melebihi dahsyatnya peristiwa 'pengrebekan' BNN di rumah sang idola) adalah saat sang idola mendekat merapat kepada seorang dara pujaan hati yang merupakan teman lamanya. Sangat jelas terlihat (di twitterland) bahwa garis batas antara ruang publik dan pribadi semakin mengabur yang sering kali para penggemar tidak menyadari bahwa 'keantusiasan' mereka terhadap sang idola telah melampaui batas-batas yang semestinya tetap ada diantara mereka. Raffi Ahmad bukan seorang Truman Burbank (The Truman Show) yang setiap gerak gerik kehidupannya dapat ditonton melalui layar besar di ruang publik (twitterland). Walaupun setiap hari dia dapat berkomunikasi dengan para penggemarnya (terutama melalui dunia maya), namun pada satu titik sang penggemar hendaknya menyadari bahwa keantusiasan mereka terhadap kehidupan pribadi sang idola dapat membuat 'ketidaknyamanan' baginya dan keluarganya #mungkinyaa
Namun jujur (kacang ijo) saya katakan bahwa fenomena (antusiasme penggemar) seorang Raffi Ahmad belakangan ini sungguh mengejutkan saya. Mereka sangat telaten dan 'rajin' mengunjungi twitter-nya setiap hari, dan sama sekali tidak ada satupun penolakan dari sang idola. Seorang Raffi Ahmad sepertinya sangat menyadari esensi 'penggemar' bagi kehidupan ke-selebriti-an dan kehidupan pribadinya. Segencar apapun sang penggemar mendobrak batas kehidupan pribadi-nya, Raffi Ahmad sama sekali tidak menggunakan 'hak prerogratif' yang dia miliki untuk mengatakan 'please jangan ganggu hidup pribadiku' kepada para penggemarnya secara langsung (mungkin melalui cara yang lain?).