Jika anda adalah penggemar Raffi Ahmad, atau penggemar Nagita Slavina (kekasihnya) atau penggemar mereka berdua (#RANS), jangan marah atau tersinggung jika saya secara jujur mengatakan bahwa Saya adalah 'Selingkuhannya' Raffi Ahmad yang selama ini tak seorang pun di Indonesia atau dimana pun tahu. Ini adalah 'rahasia' kecil 'kami' yang pada awalnya dengan teguh saya simpan jauh di bawah alam sadar saya. Namun perkembangan di dunia perselebritian di Indonesia akhir-akhir ini 'memaksa' saya untuk memberitahukan kepada orang banyak tentang hubungan 'terlarang' saya dengan Raffi Ahmad (#hohoho...). Jika pun ada yang tidak suka dengan pengakuan 'tulus' dan 'sederhana' yang manis ini, saya mohon maaf sebesar-besarnya. Jika pun ada beberapa kata yang tak sesuai dengan asa para penggemar Raffi Ahmad, atau Nagita Slavina atau mereka berdua (#RANS), mohon dimengerti yaaa...
Awalnya 'hubungan' ini terbangun beberapa waktu yang lalu, manakala Raffi Ahmad masih dalam keadaan 'tidak memiliki kekasih' (atau baru akan memiliki?). Hubungan ini, jujur saya katakan, sangat manis dan saya sangat menikmatinya. Tentu semua 'pasangan' pernah merasakan betapa hangat, manis dan indahnya hidup ini pada saat hati penuh diisi dengan rasa rindu kepada seseorang setiap saat. Setiap pagi saya menuntaskan rasa rindu (yang semalaman menggebu) dengan saling memberi kabar dengan 'dia'. Asa 'bertemu' yang menggelora semalam sebelumnya tuntas dan menemui muaranya manakala 'kami' saling 'berbicara' di pagi harinya. Sungguh, saya tak pernah merasakan campur aduk perasaan seperti ini dengan seseorang sebelumnya; lelah, letih, penasaran, bahagia, ceria, dan perasaaan lainnya yang saya sering bingung seperti apa bentuknya. Namun yang pasti adalah bahwa saat itu saya SANGAT bahagia!!! Saya sangat TERLENA!!
Namun kebahagiaan dan keterlenaan tersebut ternyata tidak membuat hidup saya NYAMAN, tidak membuat hidup saya menjadi MUDAH. Selama masa 'perselingkuhan' tersebut, ternyata saya telah membuat bom waktu bagi 'kehidupan saya yang lain'. Saya terlena dengan buaian-buaian manis perselingkuhan yang menyebabkan saya lupa akan 'waktu' yang telah diberikan kepada saya untuk mempersiapkan 'rencana' masa depan saya. Dan untuk itu, saya sangat berterima kasih kepada Nagita Slavina yang telah menyadarkan saya bahwa 'perselingkuhan' saya dengan Raffi Ahmad harus diakhiri. Dia (dan penggemarnya plus #RANS) telah menggiring saya pada satu kesimpulan akhir bahwa 'perselingkuhan' tersebut sangat tidak realistis dan terlalu 'wah' (?), terutama bagi saya. Diantara 'kami', mungkin hanya saya yang menyebut 'hubungan' ini sebagai perselingkuhan karena, tentu saja sebelum Nagita Slavina hadir, Raffi Ahmad masih sendiri dan belum memiliki kekasih. Sementara, saya telah memiliki hubungan lain yang 'harus' saya jalani dengan sepenuh hati, mencurahkan semua waktu, hari dan pikiran saya kepadanya. Namun pada kenyataannya, untuk beberapa saat saya ternyata 'berselingkuh' dengan Raffi Ahmad #maafyaa
Walaubagaimanapun, dikala saya mulai berusaha keras untuk menyudahi 'perselingkuhan' tersebut, saya masih memiliki pertanyaan yang belum saya temukan jawabannya; mengapa para penggemar Raffi Ahmad, atau penggemar Nagita Slavina, atau penggemar keduanya (#RANS) dengan sukarela dan dengan sangat manisnya 'mendukung' 'perselingkuhan' saya dengan Raffi Ahmad, idola mereka? Apakah mereka juga menyukai saya dan menjadikan saya (juga) idola mereka? #hehehe
Apapun itu penyebabnya, perselingkuhan sangat tidak sehat bagi kehidupan siapa saja yang menjalaninya, termasuk saya. Karena berselingkuh, berbohong menjadi suatu kebiasaan yang akhirnya menjelma menjadi budaya. Karena berselingkuh, berpura-pura menjadi lumrah agar tetap bisa berselingkuh. Karena berselingkuh, identitas diri menjadi kabur karena harus terus menerus 'menggunakan' identitas lain agar perselingkuhan tidak terungkap. Karena berselingkuh, egoisme untuk memiliki (seseorang) berkamuflase menjadi rasa sayang imitasi. Karena berselingkuh, kejahilan (baca: kejahatan) menjadi sesuatu yang 'dihalalkan' agar tetap bisa berselingkuh. Karena berselingkuh, hidup menjadi tidak fokus dan melelahkan...lelah... #sigh
Saya memang lelah menyelingkuhi (artinya: menduakan) kuliah saya selama satu bulan terakhir ini hanya karena seorang Raffi Ahmad. Dengan beberapa cara, saya menyelingkuhi (artinya: menduakan) disertasi selama satu bulan (mungkin lebih) ini dengan berita-berita tentang seorang Raffi Ahmad. Karena beberapa alasan, saya menyelingkuhi (artinya: menduakan) literatur-literatur riset saya dengan cuitan-cuitan (para penggemar #RANS) di twitterland yang tanpa sadar oleh mereka (para penggemar #RANS) sudah bisa dianggap (oleh saya) bullying terhadap (kehidupan pribadi) idola mereka (Raffi Ahmad + Nagita Slavina). Karena beberapa khayalan, saya menyelingkuhi (artinya: menduakan) tugas menulis artikel jurnal riset karena hasrat dan kesenangan sesaat akan kisah-kisah percintaan mereka (RA+NS) yang manis dari saluran-saluran gosip Indonesia di YouTube, yang disebarluaskan oleh para penggemar mereka (yang kemudian saya pikir hal itu juga termasuk salah satu bentuk bullying terhadap kehidupan pribadi sang idola yang dilakukan tanpa sengaja). #duhduh
Seseorang menjadi terkenal karena selalu dikenal (melalui cara apa saja). Artinya, seseorang menjadi dikenal karena selalu diulang-ulang perkenalannya (sehingga orang lain juga mengenalnya)... #bingungga??
Anyway bytheway, akan (terkesan) lebih bijak jika menempatkan seseorang (idola?) pada suatu posisi yang sesuai dengan porsinya (baca: tidak berlebih-lebihan hingga akhirnya secara tak sadar 'mengobrak-abrik' kehidupan pribadi sang idola). Walaupun dunia maya memang sekarang menjadikan ruang 'tak berdinding' dimana rahasia pribadi menjadi 'sasaran empuk' untuk dikonsumsi oleh publik, setiap orang (baca: setiap manusia) memiliki hak untuk mempertahankan 'kenaturalan' dan 'kenormalan' kehidupan pribadinya tanpa syarat. Karenanya, saya harus menghentikan 'perselingkuhan' saya dengan Raffi Ahmad juga dengan tanpa syarat.... #theend
Kowloon Tong,
Hong Kong
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H