Mohon tunggu...
padmono anton
padmono anton Mohon Tunggu... -

saya adalah seorang petani desa di cianjur bagian selatan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Misteri Relasi Antar Manusia

12 Januari 2012   06:38 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:59 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13257931761453209527

Dalam kehidupan kita, ada sebuah kenyataan yang sering tidak kita sadari namun sering kita alami dan selintas tidak sesuai dengan norma umum. Apakah Anda selalu jujur dan terbuka pada semua orang? Kemungkinan besar: tidak selalu, kan? Padahal norma umum turun-temurun mengajarkan bahwa kejujuran itu baik dan memang seharusnya ada pada manusia dalam rangka berelasi dengan yang lainnya. Benar, kan? Tidak pernah orang tua mengajarkan pada anak-anaknya, "kamu harus berbohong pada orang lain!", melainkan "kamu harus jujur pada orang lain!"

Tulisan ini bukan hendak menganjurkan supaya orang tidak perlu jujur dalam hidupnya -apa lagi korupsi yang merugikan oranglain, melainkan hendak mengajak orang agar menyadari bahwa dalam berelasi dengan yang lain nyatanya ada semacam 'siasat alami' yang tidak sesuai dengan norma umum, agar relasi itu tetap berjalan dan harmonis. Dalam kelompok kecil maupun besar, harmoni relasi merupakan dambaan wajar setiap orang. Untuk relasi yang harmonis itu, ternyata situasi 'memaksa' orang untuk bersikap dan bertindak yang selintas tidak sesuai dengan norma umum, misalnya: tidak jujur pada semua orang, --dengan catatan bukan untuk menguntungkan diri (semata).

Secara konkret bisa digambarkan demikian! A berelasi dengan B,C dan D. Relasinya dengan B dekat sekali. Bahkan A merasakan B adalah seperti dirinya sendiri. Segala sesuatu yang dijalin dengan selalu sukses. Maka, A sangat terbuka pada B. Sedangkan Relasinya dengan C tidak dekat sekali, biasa -biasa saja. Tidak ada persoalan relasi dengan C, namun tidak semua yang dari A bisa ditanggapi oleh C. Maka, A menjalin relasi dengan C tidak sedekat dengan B. Lain lagi relasinya dengan D. Dengan D, A tak pernah mengungkapkan sesuatu, sebab A tidak pernah menanggapinya secara sewajarnya, justru sebaliknya selalu muncul masalah. Maka, A menjadi pendiam di hadapan D.

Itulah gambaran relasi antar kita. Tentunya dalam kehidupan nyata relasi itu lebih kompleks lagi. Nyatanya memang kita tidak bisa jujur/terbuka pada semua orang yang kita hadapi. Keterbukaan kita amat dipengaruhi oleh karakter macam apakah pribadi yang kita hadapi itu. Ada semacam siasat alami yang ada dalam diri kita agar relasi dengan sesama tetap harmonis, atau terjadinya masalah terminimalkan. Kita ingin jujur pada semua orang, akan tetapi secara otomatis kita akan mengeremnya pada sebagian orang, karena keyakinan dari pengalaman, kejujuran itu justru membuahkan masalah yang tidak perlu. Inilah misteri dalam relasi! Mengapa kita tidak bisa menjalin relasi dengan kualitas dan kuantitas yang sama pada setiap orang, melainkan berbeda-beda seturut karakter masing-masing orang yang kita hadapi? Mengapa terjadi karakter yang berbeda-beda pada manusia? Tanyalah pada para psikolog! Tapi sepintas bisa dijawab demikian: karena karakter setiap orang dibangun oleh lingkungan yang berbeda, dan juga setiap orang menyikapi lingkungan yang sama pun pasti akan berbeda. Mengapa begitu? Tahulah! Mungkin karena memang manusia itu sendiri bersifat misterius. Karena manusianya saja misterius, maka relasinya dengan sesama pun misterius!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun