KARENA KAU TAK KUMILIKI
Bercumbu di simpang pertalian berani dan asa,
Menggelitik segumpal segenggam seonggok bahasa rancu,
A..i...u ...ba...bi...bu berlari dan berkelit,
mencari berani dari celoteh yang tungganglanggang,
Sembunyi dari hati yang terjebak terkebiri terkikis erosi emosi diri,
Membungkam kaki yang ingin beranjak tinggalkan pergi,
Namun apa kuasa dari jari kelingking yang terhimpit pijakan tungkai,
Menyabit menghantam kulit ari yang terkoyak tak dirasakan
Apa arti bila simpul roma selalu lukiskan tersenyum
Meski bila sehelai airmata menetes diantara serpihan bilik hati.
Tiada bisa terpungkiri terbelenggu dari jubah iri,karena kau tak kumiliki.
Sementara kulukis berjuta senyum yang disamarkan,
Menghela rapuh nikmat patah hati yang tak berjeda,
Berjuntai berenda renda tiada satu yang terbaca,
Tak bermakna....tembang asmaradana tanpa sentuhan sang pujangga
http://www.facebook.com/puisidanada
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H