Menggeliat menyenandungkan rasa raga tiada berbahasa,
Lirih pun tiada sejengkal detak yang mampu berkata bicara.
Ataukah menyibak nuansa berkaca kaca tatapan tersiakan, ...
Gulali asam manisnya gulana yang terendapkan terkoyakkan.
Tidak pula kiranya segala congkaknya kata yang terlontarkan,
Lepas telanjang pamerkan warna warni sombong tak tertepiskan,
Lalu dimana bermukimnya rangkaian kata penyejuk jiwa,
Karena sejujurnya manusia lebih bangga tuk di bohongi makna
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2HBeri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!