Mohon tunggu...
Wonenuka Sampari
Wonenuka Sampari Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

One People One Soul

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Enigma Pergerakan Mahasiswa Papua

6 Agustus 2014   21:35 Diperbarui: 18 Juni 2015   04:15 327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1407310401956691086

“Because you’re young, you’re torn between a world of hate and a world of dreams. So much to lose, so much to gain, so much to fight for, so much to change” lirik lagu Because You’re Young milik sebuah band punk yang terkenal tahun 70-an dari Inggris, Cock Sparrer, mengalun di telinga saya. Lirik yang menggambarkan antusiasnya pemuda dalam memandang gejolak sosial di sekelilingnya. Pemuda adalah “Agent Of Change” kata dosen saya suatu ketika saat menjelaskan upaya pembungkaman pergerakan mahasiswa tahun 90-an dengan kebijakan Normalisasi Kehidupan Kampus/Badan Koordinasi Kemahasiswaan (NKK/BKK). “Walaupun dilarang, kami tetap melakukan diskusi-diskusi mengenai politik” jelas beliau mengenang masa-masa mahasiswanya. Kepedulian para pemuda, dalam hal ini mahasiswa, dalam perkembangan situasi sosial di sekelilingnya tidak akan terbendung dengan peraturan, oleh sebab itu banyak pergerakan-pergerakan sosial di Indonesia, bahkan di dunia, diaktori oleh para pemuda.

Seperti halnya gejolak politik di belahan dunia lainnya, di Papua pun terjadi hal yang sama. Pemuda Papua, khususnya mahasiswa, mengambil peran penting dalam perjuangan Papua. Sebut saja Komite Nasional Papua Barat (KNPB) dan Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) yang bisa saya sebut sebagai representative dari perjuangan pemuda Papua, walaupun dalam beberapa hal saya nilai AMP mempunyai tantangan perjuangan yang lebih berat, karena AMP memfokuskan aksi-aksinya di luar Papua, seperti di kota-kota besar di Pulau Jawa, yang otomatis memiliki tingkat kesulitan aksi lebih tinggi dibandingkan KNPB yang “hanya” beraksi di rumah sendiri. Bahkan, siang ini, sekitar pukul 12.39 WIB salah satu situs berita online menayangkan berita bentrokan antara AMP yang akan berunjuk rasa dengan ormas di Yogyakarta yang tidak menginginkan aksi AMP berlanjut. Aparat kemanan sampai harus menembakan tembakan peringatan agar bentrok yang berujung kepada adu jotos antara kedua kubu dapat berhenti

[caption id="attachment_318082" align="aligncenter" width="507" caption="Aksi Aliansi Mahasiswa Papua, di Yogyakarta 6/8/2014 (Sumber : http://news.detik.com/read/2014/08/06/123605/2654601/10/demo-kemerdekaan-mahasiswa-papua-di-yogya-adu-pukul-dengan-anggota-ormas?9922022)"][/caption]

AMP merupakan satu-satunya organisasi mahasiswa pro OPM yang secara rutin melakukan aksi-aksi yang menyuarakan ide tentang kemerdekaan Papua, yang mayoritas dilakukan di kota-kota besar di luar Papua. Seperti layaknya organisasi pemuda lainnya, walaupun sedikit, AMP memiliki anggota-anggota yang militan dan menurut saya, bersifat lebih ekslusif dibandingkan mahasiswa Papua lainnya. Dalam sebuah kalimat singkat, penggambaran terhadap pergerakan mahasiswa Papua yang tergabung dalam AMP seperti penggambaran Cock Sparrer dalam lirik lagu Because You’re Young sebagai berikut “You live your life like a loaded gun”. Mereka memiliki semangat yang tinggi memperjuangkan idenya, tidak melihat apa yang menghadang didepannya. Bagaikan senapan yang siap untuk ditembakan, peluru sudah terisi, pengaman sudah dilepas dan jari sudah menyentuh pelatuk. Hal yang tersisa adalah siapa yang memegang senapan tersebut? Dan kemana senapan tersebut akan diarahkan?

Herbert Clark Hoover, Presiden AS ke-31 pernah mengatakan “Older men declare war, but it is youth that must fight and die”. Baik KNPB dan AMP adalah penggambaran dari semangat perjuangan pemuda, the Youth, mereka bentrok dengan aparat keamanan, adu jotos dengan ormas lain, bahkan berselisih paham dengan pemuda Papua lain yang tidak se-ide. Mereka adalah “the loaded gun”. Sedangkan, The Older, para tokoh Papua di luar negeri yang katanya berjuang dalam dalam bentuk diplomasi adalah “the man behind the gun”.

Walau saya tidak sepaham dengan ide-ide beberapa teman saya di AMP, tapi salut saya tidak pernah berhenti saya sampaikan akan keteguhan hati mereka untuk menjadi “the loaded gun” tidak peduli apa yang menghadang didepan dan tidak mengetahui siapa yang menarik pelatuk di belakang.

Sebuah enigma dari pergerakan mahasiswa Papua…..

http://news.detik.com/read/2014/08/06/123605/2654601/10/demo-kemerdekaan-mahasiswa-papua-di-yogya-adu-pukul-dengan-anggota-ormas?9922022

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun