[caption id="attachment_331844" align="aligncenter" width="630" caption="Puron Wenda (kiri) dan Rambo Wenda (Kanan) Sumber : http://widiwiyai.blogspot.com"][/caption]
Dua hari yang lalu, saya menulis tentang penangkapan Rambo Wenda, salah satu tangan kanan sekaligus saudara dari Puron Wenda pimpinan kelompok dari faksi militer OPM yang paling aktif saat ini. Rambo Wenda alias Pinus Wenda (27 tahun) ditangkap bersama Derius Wanimbo (30 tahun) alias Rambo Tolikara bersama 5 orang anak buah dari kelompok Puron Wenda di Hotel Boulevard Jalan Patimura, Wamena-Kabupaten Jayawijaya.
Terkait penangkapan ini, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas (Karo Penmas) Mabes Polri Brigjen Pol Boy Rafli mengatakan bahwa penangkapan tersebut atas informasi dari masyarakat. Sedangkan, Kabid Humas Polda Papua Kombes Sulistyo Pudjo menyampaikan hal serupa, ia juga menambahkan bahwa Polri dan TNI sangat berterima kasih yang setinggi-tingginya kepada masyarakat baik yang berada di Wamena, Tolikara, Puncak Jaya dan Lani Jaya yang tetap setia memberikan informasi dan bantuan kepada Polri dan TNI sehingga Rambo Wenda, Rambo Tolikara dapat tertangkap.
Tertangkapnya Rambo Wenda merupakan kehilangan besar bagi kelompok ini, sepak terjang Rambo Wenda sebagai pemimpin muda kelompok dari faksi militer OPM ini bisa dikatakan sangat “luar biasa”, di usia yang relatif muda, ia terlibat dalam kasus penembakan yang menewaskan 3 anggota Brimob pada 24 Oktober 2011, penyerangan dan perampasan senjata anggota Brimob pada 28 Januari 2011, penyerangan Mapolsek Pirime yang menewaskan 3 anggota Polsek Pirime pada 28 Januari 2012 dan terakhir menyerang dan merampas senjata Pratu Laode Alwi, anggota TNI 753/AVT Pos Ilu, pada 8 Maret 2012.
Kehilangan tangan kanannya, yang juga merupakan saudaranya dan fakta bahwa penangkapan tersebut merupakan bantuan informasi dari masyarakat Papua, membuat Puron Wenda menyatakan perang terhadap warga sipil Papua. Seperti yang dilaporkan harian Suluh Papua, bahwa Puron Wenda mengancam akan menggelar perang terbuka terhadap warga sipil apabila anak buahnya “duo Rambo” dan beberapa anggota TPN/OPM lainnya yang ditahan oleh Polda Papua tidak segera dibebaskan. Melalui sambungan telpon, Puron Wenda juga mengatakan kepada Suluh Papua bahwa ia mengakui bahwa Rambo Wenda merupakan anak buahnya, dan ia memberi waktu kepada Polda Papua selama 2 hari terhitung mulai hari ini (29/10), jika tidak ia akan melakukan perang revolusi yang akan melibatkan masyarakat sipil. Puron Wenda juga mengatakan bahwa apabila polisi tidak membebaskan anak buahnya, maka Puron Wenda mengancam akan melakukan tindakan teror berupa kejar, usir, tangkap dan bunuh kepada warga sipil yang ditemui.
Puron Wenda, menganggap dirinya dan kelompoknya sebagai OPM yang mestinya berjuang demi hak-hak orang Papua. Tetapi pernyataan Puron Wenda di atas sama sekali tidak menggambarkan hal tersebut. Menjadikan masyarakat sipil Papua sebagai sasaran moncong senjata demi terpenuhi permintaan kelompoknya, adalah perbuatan yang dilakukan oleh kelompok teroris. Ketika masyarakat sipil Papua dijadikan sasaran tembak, lalu atas nama siapa sebenarnya Puron Wenda berjuang?
Puron Wenda Nyatakan Perang terhadap Warga Sipil
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H