Mohon tunggu...
Mardalina Sulaiman
Mardalina Sulaiman Mohon Tunggu... -

Pemerhati Sosial Kemasyarakatan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kematian Sebagai Ujian Kehidupan

14 Maret 2015   12:30 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:40 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Kehidupan di dunia ini memang silih berganti. Namun, pada hakikatnya semua yang kita alami adalah bagian dari ujian dan cobaan.  Ujian tersebut akan menghantarkan kita pada kebaikan bila kita mampu melaluinya dengan baik.  Manusia terkadang lupa bahwa kebaikan yang dia alami di dunia juga merupakan ujian.  Bahkan, terkadang ujian kebaikan lebih berat untuk dilalui daripada ujian keburukan. Orang yang mendapatkan keburukan seringkali mendapatkan kekuatan untuk kembali ke jalan yang benar.

Namun, mereka yang diuji dengan kebaikan dan kesenangan seringkali terlena dan lupa untuk terus bersabar dan bersyukur.  Ujian kebaikan, kesenangan dan kenyamanan juga seringkali membuat kekuatan dan ketangguhan seorang manusia berkurang, sehingga saat ujian keburukan tiba dia pun menjadi orang yang putus asa tidak bisa berbuat apa-apa.

Orang Barat menyebut fenomena menyedihkan itu dengan istilah Post Power SyndromeSyndrome yang diderita oleh orang-orang yang tidak mampu dan tidak rela menerima bahwa dia sudah tidak lagi berkuasa dan memiliki kekuatan dan kebaikan yang pernah ada padanya.

Bagi sebagian orang, kematian adalah sesuatu yang sangat menakutkan.  Namun, bagi yang lain, kematian justru merupakan penawar atas kerasnya ujian hidup di dunia, baik yang berupa kebaikan atau keburukan.  Walaupun demikian, mereka tidak lantas gegabah menghampiri kematian.  Mereka menyadari bahwa kehidupan ini hanya sementara sehingga mereka menjalani hidup dengan sebaik-baiknya.  Mereka memanfaatkan 5 kesempatan sebelum datangnya 5 kesempitan dengan hati-hati dan penuh perhitungan. Sebagaimana dijelaskan dalam sebuah hadits.

“Manfaatkan lima perkara sebelum lima perkara :

[1] Waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu,

[2] Waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu,

[3] Masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu,

[4] Masa luangmu sebelum datang masa sibukmu,

[5] Hidupmu sebelum datang kematianmu.”

Maka, akan seperti apakah kita saat kembali nanti? Hanya kepadaNya-lah semua makhluk akan kembali, namun manusia akan mempertanggungjawabkan segala yang pernah diperbuatnya di dunia ini.  Akankah kita seperti orang yang kembali pada kekasihnya atau bagaikan budak yang lari dari tuannya?

Ya Allah Ya Rabb, sabarkan dan tabahkanlah kami serta jadikanlah kami hamba-hamba yg selalu bersyukur atas segala cobaan yg Engkau berikan dan matikanlah kami dlm keadaan khusnul khotimah...Aamiin

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun