Mohon tunggu...
Mardalina Sulaiman
Mardalina Sulaiman Mohon Tunggu... -

Pemerhati Sosial Kemasyarakatan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Merasa Pintar Adalah Tanda-Tanda Kelemahan Diri

2 Maret 2015   22:10 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:15 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Merasa paling pintar adalah tanda-tanda kebodohan karena dengan bersikap tersebut berarti tidak tahu dimana letak kelemahan diri sehingga dapat mengetahui kelebihan yang dimilki makhluk lain. Manusia adalah makhluk sosial yang tidak mungkin bisa hidup sendiri, memerlukan orang lain, tumbuh-tumbuhan, hewan-hewan dan yang lainya. Pada saat membutuhkan tersebut diperlukan sifat merendah agar bisa mendapat bantuan.

Kenapa merasa paling pintar adalah tanda-tanda kebodohan?


  1. Ingat kisah Nabi musa yang pernah merasa paling pintar, lalu ditegur oleh Allah Tuhan yang maha berilmu bahwa masih ada makhluk lain yang lebih pintar, lalu dipertemukan dengan Nabi khidir dan ternyata kebingungan ketika dihadapkan dengan beberapa peristiwa, hal ini bukan berarti Nabi musa lebih bodoh dari Nabi khidir atau sebaliknya. yang terjadi adalah masing-masing punya kelebihan dibidang tertentu dan punya kelemahan pada bidang lainya
  2. Coba bertanya pada diri sendiri, misalnya tanyakan apakah bisa membuat madu, jawabanya kemungkinan besar tidak bisa, kecuali jika sudah menemukan teknologi yang mampu mendukungnya. Hal ini berarti lebah lebih pintar dari kita
  3. Setiap hari kita menggunakan bermacam alat kebutuhan rumah tangga, siapa yang membuatnya? sudah pasti orang lain. Jadi pada sisi tersebut ternyata kita lebih bodoh dari mereka
  4. Sebuah perusahan akan mampu berproduksi dengan bagus apabila ada quality qontrol yang bertugas mengoreksi hasil karya setiap karyawan yang telah memberikan karyanya, jadi sebagai karyawan pasti pernah melakukan tindakan bodoh sehingga harus ada petugas khusus yang melakukan kontrol

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun