Mohon tunggu...
Mika Riandita
Mika Riandita Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Just ordinary girl.. \r\nPeriang dan ingin menikmati irama hidup yang sebentar ini.. \r\n(^_^)\r\n\r\nwondermica.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Menikmati Waktu Itu...

20 Juni 2010   14:38 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:24 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Saya tahu bahwa saat ini akan tiba. Saat dimana setiap orang memasuki fase baru dalam hidupnya. Dimulai saat baru lahir ke dunia bak kertas putih, yang kemudian mulai diwarnai dengan aneka aksara maupun rupa oleh orang tua, saudara, teman dan tetangga dimana lingkungan kita tinggal. Menjadi lebih hidup dan bernilai jika kita bisa memaknai setiap kejadian dengan arif dan bijaksana.

Rasanya seperti baru kemarin saya menanggalkan seragam putih abu-abu. Dan seperti baru kemarin pula saya meninggalkan identitas almamater kampus tercinta untuk memasuki dunia kerja. Hampir seperempat abad umur yang saya habiskan untuk bermain-main mengikuti alur hidup yang beriak-riak dan kadang membuat saya terombang-ambing di dalamnya. Pernah juga merasakannya kan? Semua pasti mengalaminya walaupun dengan cara yang berbeda-beda sebagaimana digariskan untuk setiap orang.

Pernah sekali waktu saya membicarakannya dengan seorang sahabat, dan dia juga menyadari bahwa waktu ini akan tiba. Dimana teman-teman yang biasanya berkumpul bersama, bermain, bercanda, akan memasuki tahapan baru dalam hidupnya dan mempunyai prioritas tersendiri untuk membuka lembaran baru. Yah, yang saya maksud adalah setiap orang akan memulai untuk sebuah

pernikahan. Sebuah masa depan absurd yang saya sendiri tidak bisa membayangkannya bagaimana kehidupan dimulai setelahnya. Bagaimana Yang Kuasa mengatur jalan setiap makhluk, dimana hal itu sudah digariskan masing-masing pada jalan hidup seseorang.

Tidak akan ada yang tahu wujud masa depan itu sendiri kecuali Sang Khalik. Bahkan dengan siapa, kapan, dimana dan bagaimana pernikahan saya nanti, saya tidak bisa melihatnya sebelum kejadian itu terjadi dengan kehendakNya. Bahkan hal ini sudah ditulis sebagai lima bentuk kekuasaan Allah SWT: "Sesungguhnya hanya di sisi Allah ilmu tentang hari kiamat; dan Dia yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada di dalam rahim. Dan tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan dikerjakannya besok. Dan tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sungguh Allah Maha Mengetahui Maha Mengenal" (Luqman:34).

Dan sekarang, fase itu ada di hadapan saya. Tinggal dengan cara bagaimana saya akan melangkahkan kaki. Mengikuti mereka yang lebih dulu di depan saya. Atau berjalan saja sesuai keinginan mengikuti kehendak Sang Kuasa dan menggunakan hati untuk merabanya. Yang terpenting dari semuanya, jangan pernah takut untuk melangkah dan selalu berserah diri agar ditunjukkan jalan yang benar untuk kita. Semoga kita bisa melewatinya kawan.

Salam Kompasiana,

Tulisan ini juga dimuat di http://mikariandita.blogspot.com/

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun