Kalau saja saya bisa hidup seratus tahun lagi, saya tidak akan bangga menjadi orang yang berlama-lama hidup di muka bumi. Karena sesungguhnya suri tauladan yang saya ikuti juga meninggal pada usia 65 tahun.. Telah seperempat abad usia saya, selama itu pula saya harus melakukan berbagai hal, berkompromi dengan banyak hal, dan hal-hal keduniawian yang layaknya dilakukan seorang manusia. Saya suka sholat, saya suka mengaji, saya suka beribadah, namun semua itu masih terasa kurang dan kurang saja. Seakan-akan bekal yang saya miliki ini sedikit sekali. Sementara orang-orang sibuk dengan urusan keduniawian, saya sering bertanya-tanya, akan kemanakah Yang Kuasa membawa saya ke jalan selanjutnya. Seringkali saya menghubungkan kejadian yang satu dengan yang lain yang terjadi dalam kehidupan saya, yang akhirnya saya memaknainya dengan sadar. Bahwa jalan yang saya lalui bertautan antara kejadian satu dengan yang lain. Seringkali pula saya disentil dengan berbagai cara, dan seringkali pula itu menjadi pelajaran yang berharga bagi saya atas kejadian yang terjadi saat ini. Ah, sungguh tidak ada yang menduga akan seperti ini...atau sungguh ternyata harus melalui jalan ini untuk sampai kesini... Begitu banyak hal-hal yang membuat saya takjub dan terpana dengan Kehendak Tuhan yang membuat saya semakin merasa kurang dalam segala bentuk ibadah yang saya lakukan. "Jangan lupa sholat" pesan yang selalu disampaikan orang tua saya sampai saat ini tak terhitung berapa kali. Hal pertama dari segala bentuk perbuatan saya di dunia yang akan dihisab oleh Sang Pencipta. Hmm, pesan yang akan selalu saya sampaikan kepada anak-cucu saya kelak..terima kasih ayah ibu, karena telah mengingatkan saya.. Gusti, paringono sabar... Salam, :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H