Mohon tunggu...
Andini Naydelyn Vilya Wenas
Andini Naydelyn Vilya Wenas Mohon Tunggu... Mahasiswa - A learner

[to the infinity and beyond]

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Kondisi Iklim Terhadap Kelangsungan Hidup Tanaman Kayu Ulin di Wilayah Kalimantan

10 November 2024   22:25 Diperbarui: 10 November 2024   22:40 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

A. Karakteristik Iklim Wilayah Pulau Kalimatan

Pulau Kalimantan atau yang juga dikenal sebagai Borneo merupakan pulau terbesar ketiga di dunia dan pulau ini terletak di Asia Tenggara. Secara astronomis, pulau Kalimantan berada antara 424' Lintang Utara hingga 410' Lintang Selatan, serta 10830' hingga 119 Bujur Timur. Posisi ini membuat Kalimantan dilintasi oleh garis khatulistiwa, membagi pulau menjadi dua bagian yaitu belahan bumi utara dan selatan. 

Secara geografis, pulau Kalimantan berbatasan dengan Laut Tiongkok Selatan di sebelah utara, Selat Karimata di barat, Selat Makassar dan Laut Sulawesi di timur, serta Laut Jawa di selatan. Pulau ini memiliki luas sekitar 743.330 kilometer persegi yang akhirnya menjadikannya sebagai pulau terbesar ketiga di dunia setelah Greenland dan Papua. Kalimantan terbagi menjadi tiga wilayah administratif. Dimana untuk negara Indonesia menguasai sekitar 73% wilayah pulau, terdiri dari lima provinsi yaitu Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Utara. Negara Malaysia menguasai sekitar 26% wilayah di bagian utara, yaitu negara bagian Sabah dan Sarawak. Kemudian ada negara Brunei Darussalam yang menguasai sekitar 1% wilayah di bagian utara. Posisi pulau Kalimantan juga strategis karena berada di tengah kepulauan Asia Tenggara yang menjadikannya penting dalam jalur perdagangan internasional sejak zaman dahulu. Pulau ini juga dikenal dengan julukan "Pulau Seribu Sungai" karena banyaknya sungai yang mengalir di wilayahnya, seperti Sungai Kapuas, Sungai Mahakam, dan Sungai Barito.  

Pulau Kalimantan juga terletak di garis khatulistiwa yang memiliki iklim tropis dengan suhu yang relatif konstan sepanjang tahun, berkisar antara 25C hingga 35C di dataran rendah. Curah hujan di wilayah ini cukup tinggi dengan rata-rata tahunan mencapai 2.992 mm, terutama di bagian barat seperti Kalimantan Barat.  Kelembapan relatif berkisar antara 70% hingga 90%, yang dapat menciptakan lingkungan yang lembap dan mendukung keanekaragaman hayati yang tinggi di pulau ini. Meskipun memiliki dua musim utama yaitu musim hujan yang biasanya terjadi antara November hingga April, dan musim kemarau yang berlangsung dari Mei hingga Oktober, diketahui bahwa perbedaan antara keduanya tidak terlalu signifikan karena distribusi curah hujan yang cukup merata sepanjang tahun. Angin muson juga turut mempengaruhi pola curah hujan di Kalimantan. Dengan adanya angin dari barat laut membawa hujan pada musim hujan, dan angin dari tenggara pada musim kemarau memberikan pengaruh terhadap pola curah hujan di wilayah ini.  Karakteristik iklim ini kemudian menjadikan Kalimantan sebagai rumah bagi hutan hujan tropis yang luas dan beragam, serta mendukung kehidupan flora dan fauna endemik yang kaya. Karakteristik iklim ini memungkinkan terbentuknya hutan hujan tropis yang lebat dan luas, yang menjadi habitat bagi flora dan fauna endemik, termasuk spesies-spesies yang dilindungi dan langka seperti orangutan, bekantan, serta berbagai jenis tumbuhan tropis yang unik.

Pulau Kalimantan juga dipengaruhi oleh angin muson, yang memainkan peran penting dalam pola curah hujan di wilayah ini. Angin muson barat laut membawa curah hujan yang tinggi selama musim hujan dari November hingga April, sementara angin muson tenggara mendominasi musim kemarau dari Mei hingga Oktober. Namun, musim kemarau di Kalimantan tetap berbeda dengan kemarau di wilayah non-tropis karena masih ada kemungkinan hujan, dan kelembapan yang tinggi tetap terjaga sepanjang tahun.

Pola iklim global seperti El Nio dan La Nia memiliki dampak signifikan terhadap variasi intensitas curah hujan di Pulau Kalimantan. El Nio, yang ditandai oleh pemanasan suhu permukaan laut di Samudra Pasifik bagian tengah dan timur, menyebabkan penurunan curah hujan di wilayah Indonesia, termasuk Kalimantan. Penurunan ini meningkatkan risiko kekeringan, yang dapat berdampak pada sektor pertanian, ketersediaan air bersih, dan meningkatkan potensi kebakaran hutan.

Sebaliknya, La Nia, yang ditandai oleh pendinginan suhu permukaan laut di wilayah yang sama, menyebabkan peningkatan curah hujan di Indonesia. Di Kalimantan, hal ini dapat mengakibatkan curah hujan yang lebih tinggi dari biasanya, meningkatkan risiko banjir dan tanah longsor, terutama di daerah dengan drainase yang buruk. Interaksi antara faktor iklim lokal dan global ini menciptakan dinamika iklim yang kompleks di Kalimantan. Musim hujan dapat menjadi lebih basah selama La Nia, sementara musim kemarau menjadi lebih kering selama El Nio.

B. Tanaman Pohon Ulin Dan Penyebarannya Di Pulau Kalimantan

Pohon ulin merupakan salah satu spesies pohon berkayu keras yang merupakan tanaman  endemik di Asia Tenggara, khususnya di Pulau Kalimantan. Pohon ini termasuk dalam famili Lauraceae dan dikenal karena kayunya yang sangat kuat dan tahan lama, sehingga sering digunakan dalam konstruksi bangunan dan pembuatan perahu.

Pohon ulin dapat tumbuh dengan diameter batang antara 60--120 cm. Pohon ini memiliki pertumbuhan yang lambat namun dapat mencapai tinggi hingga 50 meter. Batangnya lurus dengan banir pada pangkalnya, dan tajuknya berbentuk bulat serta rapat dengan percabangan mendatar. Kayu pohon ulin memiliki warna cokelat kehitaman pada bagian teras dan cokelat kekuningan pada bagian gubal. Kayu ini dikenal sangat awet dan tahan terhadap serangan hama serta kondisi lingkungan yang keras. Kayu pohon ulin juga terkenal karena kekuatan dan keawetannya sehingga sering menjadi pilihan utama dalam konstruksi bangunan, pembuatan perahu, dan berbagai aplikasi lain yang memerlukan material tahan lama. Selain itu, kayu pohon ulin memiliki ketahanan alami terhadap serangan hama dan jamur, serta tahan terhadap perubahan kelembapan dan suhu, sehingga sangat ideal untuk digunakan dalam kondisi lingkungan yang ekstrem.

Pohon ulin tersebar luas di seluruh wilayah Kalimantan, baik di bagian Indonesia maupun Malaysia. Di Indonesia, pohon ulin dapat ditemukan di provinsi Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Utara. Pohon ini tumbuh baik di hutan hujan tropis pada ketinggian hingga 500 meter di atas permukaan laut, terutama di daerah datar dekat sungai, lereng perbukitan, dan punggung bukit. Pohon ulin lebih menyukai tanah berpasir dengan pH rendah dan kandungan unsur hara makro (N, P, K) yang juga rendah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun