Menjelang siang hari Minggu kemarin, entah kenapa, mendadak  muncul niat mau mengajak keluarga jalan-jalan  keluar kota. Sekalian nyari makan siang dan cuci mata, setelah penat beraktifitas dalam minggu-minggu ini. Terbersit kota Kuala Kapuas, yang berjarak 50 KM dari dari rumah untuk disinggahi.  Letaknya di provinsi tetangga, Kalimantan Tengah. Akhirnya, setelah berunding dan semua anggota keluarga setuju, langsung deh cuss...
Cuaca siang itu cukup teduh, adem.. Pas banget buat jalan-jalan deh. Jalan raya yang dilalui  cukup mulus, dengan aspal hotmix, meski ada sedikit bagian yang rusak dan berlobang. But it's OK. Setelah 1 jam lebih di perjalanan, alhamdulillah sampai juga di tujuan, tempat makan siang kami kali ini. Sempat kebablasan sih.  "Lupa-lupa ingat tempatnya" kata adik saya yang pernah kesana sebelumnya, sekaligus orang yang merekomendasikan tempat ini.  Untungnya ada penunjuk arah ke lokasi rumah makan yang kami tuju di persimpangan jalan. "Dapoer Tepian Kapuas", demikian tertulis jelas di plang nama. Lokasinya sedikit masuk dari jalan utama Trans Kalimantan. Tepatnya di jalan Mambulau, Kapuas Hilir. Terletak di tepi sungai Kapuas, tidak jauh dari dermaga penyeberangan tradisional.
Rumah makan Dapoer Tepian Kapuas tempat parkir mobilnya  cukup luas, di bahu jalan pemukiman warga. Tapi tidak sampai menghambat lalu lalang  kendaraan yang lain. Ada petugas yang sudah bersiap mengarahkan kendaraan untuk parkir. Setelah sampai di depan gerbang rumah makan,  terlihat  tempat  ini memanfaatkan  gudang tua yang sudah tak terpakai, serta dermaga yang disulap sedemikian rupa. Unik dan kreatif. Nuansa vintage nya  dapat. Seluruh bangunan dan lantai terbuat dari kayu.Â
Foto-foto hitam putih  kota Kuala Kapuas di masa lalu terpampang di dinding bagian depan. Sekilas nampak foto lama Presiden Soekarno sedang di apit Gubernur Tjilik Riwut dan Gubernur Abrani Sulaiman, terpampang di dinding, menyambut kehadiran pengunjung.  Banyak kursi dan bangku beragam model, terutama model-model tua disini. Mau duduk di depan, di dalam atau di bagian belakang yang menghadap sungai Kapuas,  bebas aja sesuai keinginan pengunjung..Â
Dan disini cukup mudah menemukan kursi kosong lho. Ada yang buat berdua, berempat, atau grup. Kami memilih duduk di bangku yang menghadap  ke sungai Kapuas pastinya. Kayaknya lebih asyik makan dan minum  sambil menikmati pemandangan yang indah.  Bangunan-bangunan kota Kuala Kapuas di seberang sungai terlihat jelas dari meja kami. Ada ruko, bangunan pasar dan dermaga penyeberangan. Siang itu pengunjung cukup ramai. Tapi ruangannya masih cukup lega dan tidak gerah karena dindingnya dibuat terbuka, disertai  angin yang  berhembus sepoi-sepoi. Memang suasana tempat ini  lebih mirip cafe. Terdapat pula properti pendukung seperti tenda, ayunan dan pernak-pernik khas lokal di tiap sudut dan dinding. Disini juga disediakan fasilitas wastafel yang unik ( baskom galvanis bekas yang dimodifikasi), toilet sederhana, mushola, serta tempat parkir khusus buat sepeda motor, supaya tidak kepanasan dan kehujanan. Care banget ya. Kaya kamu...hehe.
Untuk menu, cukup beragam, ada masakan nusantara  seperti nasi dan mie goreng, chicken steak, ayam kremes dan lain-lain. Dan... eng ing eeng... menu favorit kami : masakan khas Dayak. Ada ikan bakar, sayur juhu rimbang, daun singkong tumbuk, mandai, dan beragam sambal, plus nasi tentunya. Jarang-jarang kami menemukan masakan khas Dayak seperti ini. Real masakan rumahan. Pokoknya kami surprise banget lah. Minuman juga cukup variatif ; es teh manis, es kelapa, milkshake dan lain-lain. Harganya sangat terjangkau, hanya belasan ribu rupiah untuk 1 porsi ikan bakar. Setelah memilih dan memesan menu, kami sekeluarga mengobrol sambil potret sana sini. Maklum, baru pertama kali kesini. Menurut keterangan karyawan, Dapoer Tepian Kapuas dibuka pada Juli 2021 yang lalu. Jadi, belum sampai setahun. Jam operasionalnya dari pukul 10 pagi sampai 20.30.
Kurang lebih 30 menit, makanan kami datang. Lengkap sesuai pesanan. Mix masakan nusantara dan masakan Dayak buat 5 orang. Cepat juga pelayanannya dalam keadaan banyak  pengunjung seperti ini. Lagian kami merasa tidak terburu-buru, karena suasana yang  menyenangkan. Santai aja.  Kami menyantap makan siang itu dengan lahap, ditemani sayup-sayup suara rekaman musik Sape yang mempesona, menggema lirih di seluruh ruangan. Pengunjung masih datang dan pergi. Setelah beristirahat sejenak untuk mencerna makanan di perut, kami siap beranjak dari tempat ini. TIdak lupa singgah dulu di kasir untuk membereskan pembayaran. Ya iya lah. Setelah di total, ternyata tagihannya standar aja. Tidak kemahalan.  Padahal sudah disertai tambahan-tambahan yang lain. Worth It  lah. Kami meninggalkan rumah makan Dapoer Tepian Kapuas siang itu dengan perut yang sudah terisi penuh dan mata yang lebih segar. Kapan-kapan pengen kesini lagi aaaah....
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI