Salatiga merupakan salah satu kota yang terletak di jawa tengah, berada di antara kota solo dan kota semarang. Kota kecil yang hanya memiliki luas sebesar 56,78km persegi ini, memiliki jumlah penduduk sekit 186.420 jiwa (data januari 2018).
Suhu rata -- rata kota salatiga adalah berkisar antara 20 -- 25 derajat celsius, hal ini disebabkan karena kota ini terletak dikaki gunung merbabu, tak heran dengan kesejukan tersebut salatiga sering dijadikan tempat singgah atau tempat rekreasi menghilangkan panas penatnya hiruk pikuk kota -- kota besar seperti Semarang, Solo, maupun Yogyakarta.
Selain kesejukannya salatiga juga terkenal dengan toleransi antar masyarakatnya bahkan sejak jaman belanda.
Toleransi masyarakat ini didasarkan pemahaman kalau mereka berasal dari nenek moyang yang sama, hal ini mengakibatkan adanya perasaan "persaudaraan" antar masyarakatnya.
Nilai "persaudaraan" ini bahkan dirasa lebih dikedepankan dari nilai keagamaan, sehingga apapun pilihan agamanya masyarakat kota salatiga lebih mengedepankan rasa saling memiliki dan saling bersaudara.
Nilai ini diperkirakan sudah ditanamkan dari generasi ke generasi dimulai dari jaman kerajaan yang pada akhirnya melekat erat di masyarakat kota salatiga.
Disamping itu, nilai agama dianggap sebagai pilihan dan hubungan pribadi antara individu dengan Tuhannya masing -- masing, sehingga jarang ditemui suatu agama mencampuri urusan agama lainnya.
Hasilnya, lima agama kepercayaan yang ada di salatiga bercampur jadi satu dan mereka hidup berdampingan selama ratusan tahun dan tidak pernah terjadi konflik berarti antar agama dan suku.
Sebagian contoh nyata masjid dan gereja dibangun bersebelahan di seputaran lapangan pancasila di tengah kota salatiga, kelompok paduan suara kampus Muhammadiyah yang bernyanyi di acara natal salah satu gereja GPDI, pemuda dan pemudi budha yang membantu pengamanan ketika umat muslim sedang melaksanakan sholat idul fitri maupun sebaliknya, dan masih banyak lagi bentuk toleransi di kota kecil dan damai ini.