Kenangan melewati setiap suasana Ramadan di masa kecil tidak akan pernah terlupakan, terutama ketika selalu menyaksikan kesibukan Mama mempersiapkan puasa Ramadan; apakah itu mempersiapkan menu sahurnya ataupun menu berbuka puasa. Puncaknya ketika menyaksikan Mama mempersiapkan perayaan Idul Fitri.
Semasa kecil, saya tinggal dengan keluarga yang cukup besar, termasuk kakek, nenek, paman dan tante serta sepupu-sepupu. Bisa terbanyang bagaimana sibuknya Mama mempersiapkan itu semua.
Mama tidak pernah mengeluh dengan segala tetek-bengek persiapan Ramadan. Mama selalu terlihat antuasias, apalagi Mama adalah juga seorang pekerja kantoran.
Tidak ada setitik pun gurat kelelahan di wajahnya, untuk kami yang selalu melihat Mama bekerja tak henti.
Entah dari mana semangat hidup layaknya sekeras baja itu berasal. Terkadang saya selalu bertanya-tanya sendiri dalam hati. Karena semangat hidupnya yang membaja itulah, diam-diam saya sangat mengidolakan Mama.
Pernah suatu sore di bulan Ramadan Mama membawa sekantong sembako dari kantor. Ternyata isinya bahan-bahan untuk membuat kue lebaran yang terdiri dari tepung terigu, gula pasir, mentega, susu, dan lain-lain.
Bukan main senang hati ini melihat bahan-bahan membuat kue tersebut. Bagian ini yang selalu menjadi favorit saya, membantu Mama membuat kue!
Setelah itu saya akan minta ikut Mama ke pasar untuk membeli bahan-bahan yang masih dibutuhkan. Biasanya ini berlangsung ketika sudah memasuki pertengahan Ramadan.
Jika Mama belum juga terlihat membuat kue, saya yang waktu itu masih berusia Sekolah Dasar akan berusaha membujuk Mama untuk segera memulainya. Hehe...
Kegiatan yang membahagiakan hati saya seperti ini terus berlangsung sejak masa kecil sampai Mama akhirnya jatuh sakit karena menderita kanker.