[caption id="attachment_118216" align="aligncenter" width="300" caption="Moby Dick"][/caption]
Masih muda Ishmael ketika Ahab jatuh gagal,
Di dek pendahulu Pequod yang perak.
Dengan kakinya dan lutut terputus.
Di Samudera Raya mesin kapal meraungraung
Kendurkan tunggak bersama terbit sinar layar.
Yang terpantul bulan dan kelana angin.
Tibalah saat Ahab teladan awak kapal
Menghujamkan tumbak bertali pada kukuh
Punggung paus dengan nafasnya yang kuat,
Dinamakan Moby Dick oleh arwaharwah
Pelaut dan kapalkapal yang telah membatu,
Tenteram dan Damai-lah jiwa mereka.
Karena rindu dendam-lah keinginan Ahab
Akan kakinya dan lutut terputus,
Namun ketika tumbak bertali-nya yang
Meliput erat pada lehernya, tak terlihat puing
Atau mayitmayit awak kapal di gelung ombak
Bersisa Ishmael melamunkan ingatan itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H