Dalam tembok kokoh, bersesak doa
Lamun mudanya lama hilang.
Kini hanya tipis nyawa telanjang,
Tak indahkan lagi mata dunia
Yang tinggal seonggok mimpi palsu
Temaram; ikut bergoyang dengan retak langitlangit
--Dan seperti deras angin tak berbibit
Sesalnya meriuh akan harta tak berbasuh.
Pernah dilongoknya lukisan cita di jendela:
Matahari dan hujan, bebocah dan daun,
Berat mendung hitam dan kelelawar turun.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!