Y O U
By: Ale 0611013ra
Sesaat lagi lamunanku terbunuh
oleh butir butir embun, yang mengendap di kaca.
Aahh…dan dinginnya menembus kaki.
Mataku mulai samar…cahaya menyebar
dan…kamu…blur…dan membuyar.
Tak terbayar lagi lamunanku.
Seharusnya bukan ku bersandar lagi pada bantal guling
yang semakin hari semakin kerempeng…terhimpit gelisahku.
Tak seharusnya, putaran waktu menyapu bayangmu
darilamunanku.
Tapi, aku masih terhibur
oleh irama rintik hujan diatas genting.
Wajahmu… Matamu… Bibirmu…
Tampar naluriku yang kabur berlari disudut hati.
Aku coba bawa terlelap ikuti rayuan kantuk
yang sejak tadi melucuti.
Kamu… ternyata bisa buatku sebegini lugu.
Aku yang keras merasa seakan kemayu.
Hhmmm… Kamu, harus membayarnya nanti.
Untuk malamku… Untuk gulingku.
Untuk khayalanku yang tanpa episode habis.
Untuk waktu yg sengaja ku bius mati…demi khayalku.
Dan itu kamu…kamu…ya kamu.
Dan sudah jelas kau yang tau.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H