Selain operator telekomunikasi dengan tower-towernya yang menjamur… Satu hal lagi yang menurut saya pribadi kelewatan di Republik tercinta ini adalah Stasiun TV. Stasiun TV Nasional aja kalo dihitung-hitung bisa belasan, belum lagi yang lokal/daerah.. Kebayang khan belanja modal (capex) maupun belanja operasional (opex) yang mesti dianggarkan tiap tahun termasuk biaya program yang gak murah. Karena harus bersaing dengan sesama stasiun TV disini. Setahu saya biasanya program-program unggulan seperti siaran langsung olah raga atau event-event dunia lainnya dijual berdasarkan wilayah siar (geografis). Kebayang khan kalau untuk acara yang sama, misal saat pelelangan acara TV di Prancis atau Amrik, buat negara-negara dengan jumlah stasiun TV terbatas mereka bisa kompromi sehingga bisa dapat harga nett. Nah kalo stasiun TV Nasional tentunya disana kita akan bersaing dengan harga paling tinggi untuk bisa dapat lisensi penyiarannya. Kalau gak salah yah Belum lagi dari sisi isi serta misi siaran yang gak ada differensiasi. Ok memang sudah ada TV berita, itu juga lagi-lagi ada yang ngekor, lainnya TV Supermarket. Apa lu mau gw ada (palugada) yang cenderung ikut-ikutan bahkan saling membajak idea. Satu sukses menayangkan cerita silat…lainnya berbondong-bondong bikin cerita silat. Bahkan content berita maupun gosip juga hampir seragam. Yang ada sekarang banyak bukan kaya. Belum lagi kalau sampai diterapkan jam siaran bebas, baca 24 jam, semua stasiun. Saya khawatir nantinya malah akan ada acara” dengan rating dewasa dengan dalih khan jam siaran khusus (tengah malam) yang jarang ditonton anak”…?! Semoga sampai kapanpun gak akan terjadi disini, di Indonesia tercinta :) *pernah dimuat dari sini pada 2 Maret 2009
