Mohon tunggu...
wnkamila
wnkamila Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa aktif telkom university

saya adalah orang yang suka membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tak Hanya Seni, Ini Arca Siwa sebagai Media Keagamaan

12 November 2023   13:41 Diperbarui: 12 November 2023   17:42 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apa yang terlintas di kepala kalian setelah melihat foto ini? Ini adalah arca siwa yang digunakan sebagai media keagamaan dijawa barat yang berada di museum sri baduga. Apa itu Arca Siwa dan kenapa ada di mesuem tersebut? Mari kita temukan jawabannya.

Arca sekarang sudah banyak digunakan sebagai seni, yang lama kelamaan dapat menghilangkan tujuan utama dari arca ini sendiri. Artikel dibuat dengan tujuan untuk memperkenalkan apa sebenarnya arca kepada remaja maupun Masyarakat yang ada di Indonesia. Tak ada salahnya bagi kita untuk tetap menjaga budaya yang ada di Indonesia dengan memperkenalkannya kemasyarakat luas.

Terletak di Kota Bandung, Jawa Barat, Museum Sri Baduga adalah tempat yang bagus untuk pecinta sejarah dan budaya Sunda. Museum ini memainkan peran penting dalam memahami dasar budaya Sunda yang mendalam dengan menampilkan barang-barang prasejarah yang sudah ada sejak zaman  kerjaan kuno.  Museum Sri Baduga berdiri pada tahun 1974, lalu pada tahun 1990 berubah nama menjadi Mesuem Negeri Sri Baduga Jawa Barat. Didalam mesuem itu terdapat seni, tradisi dan benda benda arkeologi dari suku sunda.

Arca adalah patung atau pahatan yang melambangkan dewa & dewi dalam agama hindu yang biasanya di gunakan untuk sarana memuja dewa – dewi. Arca berbeda dengan patung, yang merupakan karya seni yang dibuat dengan tujuan untuk menampilkan keindahan. Oleh karena itu, membuat arca tidak sama dengan membuat patung. Ada banyak jenis arca yang berada di Mesuem Sri Baduga, salah satunya ada arca siwa.

Arca Siwa memiliki sejarah panjang dalam konteks seni dan kepercayaan Hindu. Arca siwa merupakan representasi dari Dewa Siwa, Dewa siwa merupakan salah satu dari dewa utama dalam Trimurti. Dewa Siwa di anggap sebagai dewa pemusnah atau transformai dalam Agama Hindu. Sebagian besar arca Siwa berasal dari tradisi keagamaan India dan memiliki hubungan dengan sejarah agama Hindu. Mereka dibuat selama berbagai periode sejarah India, menggunakan berbagai gaya seni dan gaya arsitektur. Berikut adalah Periodenya:

  • Periode Prasejarah dan Kuno:

Arca-arca Siwa pertama kali muncul dalam bentuk primitif di India pada masa prasejarah dan kuno. Pada awalnya, gambar-gambar Siwa tergolong sederhana dan tidak rumit.


  • Periode Klasik:

Seni dan arsitektur India berkembang pesat selama periode klasik India. Banyak arca Siwa dibuat selama periode ini. Untuk menghormati dewa-dewa Hindu, banyak kuil besar dan kompleks dengan arca Siwa di dalamnya.

  • Periode Medievil:

Selama periode ini, agama Hindu berkembang di seluruh India. Sementara banyak kuil Hindu dibangun, arca Siwa semakin rumit dalam desain dan detail.

  • Periode Modern:

Tradisi seni Hindu terus berkembang di era modern, dan banyak arca Siwa dibuat oleh seniman kontemporer. Beberapa dibuat untuk tujuan keagamaan, sementara yang lain dianggap sebagai karya seni kontemporer.


Arca Siwa (Shiva) juga sangat penting di Jawa Barat, Indonesia, terutama dalam kaitannya dengan seni dan kepercayaan Hindu-Buddha yang berkembang di wilayah tersebut. Namun, perlu diperhatikan bahwa informasi tentang sejarah arca Siwa di Jawa Barat memang sulit ditemukan. Berikut beberapa poin penting Sejarah arca siwa di jawa barat:

  • Era Kerajaan Hindu-Buddha

Agama Hindu-Buddha berkembang pesat di Jawa Barat selama kerajaan Hindu-Buddha di Nusantara, terutama pada abad ke-4 hingga ke-15 Masehi. Di wilayah ini, candi Hindu dan Buddha, serta arca dewa dan dewi, dibangun. Arca Siwa adalah salah satu komponen yang paling umum di kompleks candi.

  • Candi – candi dan Kuil:

Beberapa candi di Jawa Barat yang memiliki arca Siwa termasuk Candi Cangkuang di Garut dan Candi Batujaya di Karawang. Arca-arca Siwa yang ditemukan di kompleks candi ini menunjukkan pengaruh agama Hindu-Buddha pada masa itu.

  • Penyebaran seni  dan pengaruh Hindu-Buddha

Arca Siwa juga ditemukan dalam berbagai gaya seni Jawa Barat pada masa itu, selain di candi. Ini termasuk ukiran kayu, relief, dan patung-patung yang ditemukan di berbagai situs arkeologi.

  • Era Kolonial dan Pengaruh Barat:

Banyak bangunan keagamaan Hindu-Buddha dihancurkan atau ditinggalkan selama periode kolonial, terutama selama pemerintahan Belanda. Beberapa arca dan relief, bagaimanapun, ada di museum di Jakarta dan Jawa Barat.

  • Pemeliharaan dan Rehabilitasi:

Seiring berjalannya waktu, pemerintah dan kelompok masyarakat setempat berusaha menjaga dan memulihkan arca-arca Siwa di Jawa Barat. Beberapa arca yang telah bertahan dari kerusakan dapat ditemukan dalam kondisi yang cukup baik di museum atau lokasi arkeologi.

Dalam hal ini arca siwa digunakan juga untuk berkomunikasi kepada dewa siwa, atau disebut Komunikasi Ritual. Komunikasi ritual menunjukkan bahwa proses komunikasi tidak hanya ditunjukkan melalui kata-kata tetapi juga melalui perilaku simbolik. Dalam kerajaan Hindu, Arca Siwa digunakan sebagai representasi Dewa Siwa dalam upacara keagamaan. Salah satu fungsi dari arca dalam komunikasi ritual ini menegaskan tentang simbol Dewa atau Tuhan dalam upacara keagamaan, sehingga upacara keagamaan, yaitu pemujaan terhadap Dewa Siwa melalui representasi Arca, terasa lebih jelas dan tegas.

Walau sudah ada sejak dahulu, nilai budaya Arca Siwa masih terjaga sampai sekarang. Masyarakat Indonesia yang beragama hindu masih menyucikan arca sebagai media keagaaman selain itu arca juga masih sering digunnakan dalam upacara upcara keagamaan hindu. Sehingga Arca dimasa sekarang tak hanya menjadi sejarah tetapi juga tetap digunakan.

Arca dan segala elemen didalamnya harus tetap dilestarikan sebagai suatu sejarah dari Indonesia, karena bagaimanapun jangan pernah melupakan Sejarah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun