Dengan skenario penyerangan Libya dan Suriah, dengan mengerahkan pasukan bayaran, AS telah berhasil memperbaiki nama baiknya di Timur Tengah, setelah hancur karena aksi Joerge Bush.
Kali ini, apabila AS dan NATO berhasil menghancurkan Suriah dengan melalui tangan-tangan pemberontak, ini akan menjadi Sukses Besar bagi AS dan NATO. Ini adalah prestasi besar AS-NATO di Timur Tengah. Tidak henti2nya Liga Arab akan sangat-sangat berterimakasih atas peran AS, terutama Qatar dan Saudi.
AS dan NATO saat ini bersikeras melatih dan mendukung Pemberontak, baik dukungan media, politik, juga militer.
Pemberontak, tak terkecuali akan seharusnya sangat berterimakasih banyak atas bantuan-bantuan AS selama ini yang telah berjasa bagi mereka untuk menyambung hidup. Tanpa bantuan AS, Pemberontak Suriah tak berkutik, mereka juga tak akan memiliki kantor pusat yang representatif di Amerika Serikat.
Atas bantuan AS pula, saat ini Pemberontak Suriah memiliki legitimasi di mata International, yang sekarang telah menguasai kursi di Liga Arab, dan sebentar lagi diperjuangkan memperoleh kursi di PBB.
Selain AS, yang sangat berjasa membantu AS di setiap pemberontakan di suatu negara di Timur Tengah, ialah Ikhwanul Muslimin dan Salafi. Di situ ada pemberontakan pada Pemerintah, di situ pula ada Ikhwanul Muslimin dan Salafi.
Kalau di Indonesia dulu, jaman tumbangnya Pak Harto, di situ pula ada Ikhwanul Muslimin yang siap menerima komando pusat, yang sekarang berwujud menjadi PK*, P***** Keadilan Sejahtera, sebagai kepanjangan tangan dari IM Pusat.
Begitu besar jasa AS kepada kita. Kami ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya.
AS kembali berjaya di Timur Tengah!
Suriah, kali ini harus mempersiapkan nafas buatan untuk mempertahankan negerinya. Mempertahankan bendera negerinya hingga titik darah penghabisan. Mampukah Suriah bertahan ? Beberapa peninggalan bersejarah telah dihancurkan, beberapa Ulama Besar telah dibantai. Mereka membantai Ulama dengan atas nama Islam dengan panji-panji Islam, bersenjatakan senjata-senjata made in AS dan made in Israel.
Masyarakat radikal di Indonesia kebanyakan mengeluelukan keberhasilan mereka membantai Ulama-Ulama.