Perang Suriah tak kunjung usai. Perang menjadi kian membesar dan kian membara, berasap tebal. Tekad AS yang menginginkan Rezim Assad hancur, tekad Arab Saudi cs yang menginginkan Syiah hancur digantikan dengan Rezim kaki tangan Saudi Arabia (Rezim SAUD). Melihat di web site para pendukung kaum pemberontak bersenjata di suriah (GPK di Suriah), mereka menamakan diri sebagai mujahidin, orang yang berjihad di jalan Allah, yaitu berjihad untuk membasmi Syiah, yang mereka anggap bukan golongan Islam dan sesat. Gerombolan itu juga tumbuh di Indonesia, sebagian tumbuh menjadi aliran radikal. Terbukti bahwa pengeboman bunuh diri yang terjadi di Indonesia maupun di Suriah, adalah berasal dari golongan mereka. Mereka bangga menjadi Mujahidin yang membunuh sesama muslim, yang mereka anggap sebagai Jihad. Mati membunuh sesama Muslim mereka anggap sebagai Jihad. Sebuah pemikiran yang konyol dan bodoh. Di sisi lain, Amerika Serikat dan Turki dengan semangatnya ikut membantu membasmi Muslim di Suriah. Bagi Pemerintah Suriah yang negaranya diserang oleh gerombolan yang mereka anggap sebagai pemberontak dan sebagai terrorist bersenjata, mereka juga harus berjihad membela negeri mereka dari serangan para agen-agen penjajah, yaitu terorist dan GPK, yang justru kebanyakan berasal dari luar negeri, terutama dari Saudi cs. Pemerintah Suriah kalah berita dibanding dengan serangan media dari pihak pendukung pemberontak, yaitu dari AS, Inggris, Saudi, dan negara-negara lain yang mendukung Ikhwanul Muslimin / Salafi, yang sebagian orang menyebut sebagai golongan wahabi. Dengan adanya China dan Iran, pemberitaan media menjadi sedikit lebih berimbang. Perang media pun terus bergulir.
Kofi Anand pun dibikin pusing dan menyerah atas kasus Suriah ini. Menurut pengakuannya, ada pihak-pihak yang tidak suka bila Suriah damai. Sehingga jalan damai sulit diraih. Maunya pihak tersebut adalah: Syiah musnah, Pemerintah Suriah harus lengser! Dan tentu saja nantinya akan digantikan oleh Pemerintahan Ikhwanul Muslimin / Salafi / yg sebagian orang menyebut
Wahabi. Tentu saja pihak yang mau disingkirkan akan bertahan, mereka tidak ingin Pemerintahan Suriah jatuh kepada kekuasaan Rezim Saudi, baik dalam bentuk Ikhwanul Muslimin atau dalam bentuk Salafi. Di sisi lain, Amerika Serikat sudah memiliki tujuan tersendiri, yaitu dilemahkannya negara-negara Islam di Timur Tengah, untuk mengimbangi dan melindungi kekuatan Israel. Bagi Amerika Serikat dan Israel, tidak penting perdamaian di Suriah. Bagi mereka, perang di Suriah adalah keuntungan dan kemenangan besar. Tapi Allah memberikan jalan lain, dengan adanya China dan Rusia. Ternyata walau semua sama-sama Nasrani dan Yahudi, tidak sama-sama sepaham. Seperti ada kambing yang siap diterkam Singa, Macan, dan Buaya. Singa, Macan, dan Buaya tak akan rukun. Buaya-pun bisa membunuh Buaya yang lain. Rakyat Suriah dan Pemerintah Suriah telah hampir lelah berjuang untuk mempertahankan negeri mereka dari serangan Pemberontak dan Terorist. Semoga Allah memberikan khusnul khatimah. Semoga Suriah yang telah hancur, rakyat yang tercerai berai kembali akur, tabah, sanbar, dan diberi kekuatan untuk bersatu dan mencapai kemerdekaan mereka kembali. Menjadi Negeri yang makmur.
Bagi pihak-pihak yang menginginkan kehancuran di Suriah, yang ingin menjajah suriah, yang ingin menyaksikan rakyat dan pemerintah suriah hancur dan chaos, semoga pihak-pihak itu segera mendapatkan balasannya, ahzab, kehancuran, kebangkrutan, topan badai menerpa mereka. Amiin Kita doakan di malam 17 Ramadhan...
Alhamdulillah.... Baru-baru ini, secara diplomasi Turki dan Saudi agak sedikit sadar untuk menghormati kedaulatan Pemerintah Suriah. Yang semula mereka sami'na wa'ato'na kepada Amerika Serikat yang mengharuskan Pemerintah Suriah untuk lengser, kini dalam statement mereka di PBB tidak memunculkan statement tersebut. Sebelumnya, Pemerintahan Amerika Serikat menginginkan Presiden Suriah untuk Lengser sebagai tujuan. Tujuan Amerika Serikat bukanlah Perdamaian di Suriah. Gerakannya adalah Negara melengserkan Negara. Coba Anda rasakan, bila Anda sebagai orang Saudi, lalu Obama menginginkan Raja Saudi untuk lengser saja, digantikan oleh Pemimpin terpilih dalam Pemilihan Umum. Suatu saat, Rezim Saudi juga akan dilengserkan oleh Pemerintahan Amerika Serikat. Saat ini pemuda Arab Saudi sedang mulai terkikis kultur arabnya, pindah ke kultur Barat. Generasi pengganti nanti akan siap melengserkan Raja Saudi. Melemahkan kekuatan Negara Saudi. Belajar sejarah, negara-negara yang dulunya disanjung-sanjung, disupport, kemudian dihancurkan. [caption id="attachment_204855" align="aligncenter" width="300" caption="al qaida"]
[/caption] Satu hal yang konyol di sini adalah teriakan orang-orang yang terprovokasi untuk berani mati syahid demi membunuh sesama Muslim di Suriah, meski dengan bom bunuh diri sekalipun. Apa ya bisa masuk surga orang-orang macam itu ? Tapi, kami melihat begitu semangatnya mereka untuk itu, bahkan mereka menganggap pemerintah NKRI pun halal darahnya, yang mereka sebut sebagai Thogut. Jadi, inipun bisa terjadi di Indonesia. Mereka menunggu waktu saja. Saat nanti Indonesia sedang dirundung masalah
politik yang besar, terjadi kerusuhan, para terorist tersebut akan siap merebut NKRI kita. Bersiaplah! Waspadalah! 17 Agustus 2012, Indonesia akan memperingati hari kemerdekaannya. Semoga Suriah dan Rakyatnya ikut Merdeka. Merdeka!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Politik Selengkapnya