Mohon tunggu...
Wizazanah AnekePutri
Wizazanah AnekePutri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Penikmat kata yang akan berusaha menghargai karya diri sendiri dengan merasa bahagia menulisnya

Selanjutnya

Tutup

Diary

Malaikat Tak Bersayap

21 Januari 2023   10:46 Diperbarui: 21 Januari 2023   12:23 349
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Teruntuk anakku:

            Semangat mondok anakku. demi ALLAH,bukan kami tidak sayang,bukan kami benci hingga kami tega membuang jauh ke pondok.bukan kami tidak cinta wahai anak kesayanganku.kami bahagia melihat tangis mu saat kami tinggal pulang,kelak suatu saat nanti engkau akan merindukan kembali perpisahan itu.

          Selamat berjuang nak, suatu saat nanti engkau akan paham mengapa kami menitipkan kalian disana.maafkan kami tidak seperti orang tua yang lain memberi segudang fasilitas dan kemewahan.maafkan kami yang hanya bisa memberi fasilitas akhirat.

          Jadilah pembela ibu dan ayah dihari pengadilan ALLAH kelak.dengan mondok mu kami harap engkaulah yang akan memandikan dan membungkus kain kafan kami.dan mendoakan kami pada saat jasad kami terbaring kaku.

    Ada lantunan al quran mu di samping kepala dan badan kami.itulah hari berbahagia kami menjadi orang tua nak.jenazah kami teriring denan  doa anak kami sendiri.bukan kah nabi Muhammad berkata:"Saat semua meninggal semua amal terputus kecuali 3 perkara,ilmu yang bermanfaat,shodaqoh jariyah dan doa anak sholeh.

           Laa takhouf wa laa tahzaan nak, Di pondok sangat mengasyikan teman mu banyak dan seperti keluarga sendiri..pengalaman mu akan luas,jiwa mu akan tegar dan kesabaran mu akan gigih.kami hanya ingin kalian bisa mendoakan kami sepanjang waktu mu,menyayangi kami di hari tua kami sebagaimana kami menyayangi kalian di hari kecil mu.

          Selamat berjuang nak.Dengarkan dan muliakan uztadz dan ustadzah mu.mereka adalah pengganti ayah dan ibu mu.sekali lagi,selamat berproses nak,berbahagialah dan tersenyumlah kelak engkau akan paham maksud kami.

          ,,,Yang tertanda,,,

AYAH DAN IBU

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun