Mohon tunggu...
Wiwit Prayitno
Wiwit Prayitno Mohon Tunggu... -

Owner http://asuransicerdas.com/ . Situs Portal Informasi dan Konsultasi Asuransi Syariah, Asuransi Pendidikan dan Dana Pensiun. Dapat di hubungi di : 081 2277 1607 atau email : wiwitcerdas888@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Money

Catatan Seorang Agen Asuransi

31 Maret 2010   01:13 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:05 601
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari ini, aku melihat sebuah drama kehidupan. Tentang kematian, tentang perpisahan dan kesedihan. Seorang sahabat terbaikku terbujur kaku, didampingi tangisan istri dan anaknya yang masih kecil, usia 7 bulan.

Ah, selalu saja ada kesedihan melihat perpisahan ini.

Tapi yang membuatku lebih sedih lagi, adalah saat seminggu yang lalu aku datang ke keluarga ini. Waktu itu, aku datang dengan membawa proposal asuransi. Dan tanggapan sahabatku ini sangat di luar dugaan. Ia, yang hari ini kulihat sudah tak bernyawa, malah mengejekku,”Apa kamu pemilik nyawa?” Aku sempat bingung ke mana arah pertanyaannya.

“Maksud Mas Rudi (nama samaran)? Mana mungkin saya pemilik nyawa? Wong nyawa saya sendiri saja masih minjem!”

“Lho, kok kamu berani-beraninya menawarkan sebuah harga untuk nyawa saya?”

Ya Tuhan. Kenapa sahabat baikku ini berfikir sejauh itu?

“Mas Rudi, saya tidak bermaksud memperjual-belikan nyawa. Jelas nyawa bukan milik kita. Yang saya coba tawarkan di sini adalah sebuah jaminan dan kepastian financial untuk keluarga Mas Rudi, dimana ketika terjadi suatu musibah dengan Mas Rudi, ada santunan untuk keluarga mas Rudi, yaitu sejumlah sekian ratus juta rupiah agar keluarga Mas Rudi tidak mengalami kesulitan keuangan pasca ‘pergi’nya mas Rudi. Tidak ada yang bisa menduga, kapan kita akan dipanggilNya. Apa salahnya kita beri sedikit bekal untuk keluarga, agar hidup mereka tidak terkatung-katung?”. Bukankah kita diberikan akal oleh Tuhan untuk berfikir..?

“Ah, bisa saja kamu berdalih!”

Aku berusaha tenang. Melihat caranya merendahkanku, aku hanya bisa tetap tenang.

“Mas, apa mas Rudi tahu, orang seperti apa yang mau merencanakan keuangan keluarganya dengan berasuransi+investasi?”

“Hanya ada 2 jenis orang. Satu, orang yang beriman, karena dia tahu, suatu saat, dia pasti mati. Dan yang kedua, orang yang sayang keluarga.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun