pendidikan juga mengalami perubahan dalam metode pembelajaran dan penilaian hasil belajar siswa. Karena adanya pembatasan dalam tatap muka, guru mengajar murid secara daring dan online. Guru menggunakan berbagai aplikasi untuk menyampaikan materi, antara lain aplikasi E-Learning, Google Classroom, Zoom, Google Meet, dan aplikasi lain yang serupa. Tidak hanya guru tapi siswa dan orang tua juga dibuat kalang kabut dengan adanya pembelajaran daring. Orang tua harus menyediakan HP dan paket internet untuk memenuhi media pembelajaran siswa. Orang tua juga harus ikut mempelajari aplikasi yang digunakan oleh guru.Â
Bermula dengan adanya  pandemi Covid  yang  terjadi pada akhir tahun 2019, duniaSelama pembelajaran daring banyak kendala yang dihadapi oleh orang tua siswa mulai dari jaringan, kesulitan memahami aplikasi, kesibukan orang tua, keterbatasan waktu orang tua dalam mendampingi belajar siswa, minimnya  pengetahuan orang tua terhadap teknologi infomatika dan penggunaan HP yang tidak sesuai oleh siswa. Sehingga guru menerima banyak keluhan dari orang tua siswa terkait pembelajaran daring. Guru sendiri juga harus menggunakan berbagai  media pembelajaran agar materi tersampaikan ke siswa. Jam kerja guru juga menjadi tidak menentu karena harus menerima kiriman jawaban dan tugas dari siswa yang dikirmkan sewaktu - waktu sesuai kondisi siswa.Â
Dampak dari pembelajaran daring selama empat tahun adalah siswa tidak tuntas dalam  memahami materi pembelajaran. Sehingga guru harus mengulang materi - materi dasar yang seharusnya sudah dikuasai siswa. Siswa juga kurang dalam hal pengetahuan umum. Lebih mirisnya lagi anak - anak sekolah dasar sudah memiliki dan mengoperasikan HP mereka sendiri yang merupakan fasilitas pembelajaran dari orang tua selama daring.  Anak - anak sekolah dasar dengan leluasa mengeksplore aplikasi - aplikasi yang ada di playstore, mulai dari game online sampai aplikasi media sosial. Tak hanya itu, siswa juga mengandalkan HP untuk menjawab tugas - tugas sekolah mereka. Siswa lebih nyaman mencari jawaban di google dari pada membaca buku, sehingga wajar jika saat ini kita mengalami minim literasi.Â
Orang tua banyak mengeluh kepada guru saat ada pertemuan guru dan orang tua siswa di sekolah. Mereka mengeluh bahwa anak - anak susah ketika disuruh belajar dan membaca, anak - anak menjadi pemarah ketika dilarang menggunakan HP, dan susah untuk konsentrasi. Hal ini disebabkan karena penggunaan HP yang tidak bijak oleh anak - anak. Sebagai orang tua seharusnya kita membatasi penggunaan HP  saat di rumah dan selalu melakukan pemantauan  terkait aplikasi yang digunakan oleh anak - anak kita.Â
Sejalan dengan perubahan dalam dunia pendidikan terkait penggunaan HP dan tren di dunia industri tentang konsep less-paper office, sekolah - sekolah mulai beralih dari paper tes menjadi ujian online. Perubahan bentuk ujian tersebut dimaksudkan untuk mendukung program Go Green dan Adiwiyata yang tengah di galakkan oleh pemerintah. Dengan ujian online kita sudah melakukan upaya menghemat penggunaan kertas, menjaga kelestarian hutan, mengurangi limbah kertas, mengurangi biaya pengeluaran, praktis, dan hemat waktu. Akan tetapi ada sebuah pertanyaan yang muncul terkait ujian online. Efektifkah ujian online dalam menilai kualitas siswa?
Sebelum kita membahas tentang efektivitas ujian online, kita akan meninjau ulang tentang paper tes. Ujian yang menggunakan paper tes memberikan keleluasaan waktu bagi siswa untuk membaca ulang soal dan mengganti jawaban tanpa khawatir mengalami eror aplikasi. Siswa mengerjakan soal dengan tenang dan fokus pada lembar ujian. Kelemahan dari ujian dengan paper tes adalah mengeluarkan banyak biaya untuk mencetak lembar ujian, menghasilkan limbah kertas, tidak praktis, dan tidak hemat waktu.
Dibandingkan dengan ujian menggunakan paper tes, ujian online menjadi jawaban dari permasalahan yang ada. Dengan ujian online siswa cukup menjawab soal - soal ujian dari  HP, tidak memerlukan alat tulis, dan nilai langsung muncul. Tak hanya siswa yang dimudahkan, guru juga dimudahkan dengan adanya ujian online. Guru tidak perlu memeriksa manual hasil ujian siswa dan hasil ujian  bisa langsung direkap oleh guru. Sekolah juga bisa melakukan penghematan biaya pengeluaran dan mengurangi sampah kertas.Â
Selain kelebihan - kelebihan yang ada pada ujian online, ada juga kelemahan yang ditemukan. Kelemahan ujian online diantaranya adalah hasil ujian yang didapat siswa tidak sesuai dengan ekspektasi guru dan orang tua. Selesai ujian online, guru dan orang tua mengeluh bahwa hasil ujian online siswa tidak bisa maksimal. Hasil ujian online siswa tidak sebagus ujian dengan paper tes.Â
Setelah diamati ditemukan penyebab menurunnya hasil tes siswa pada ujian online, yaitu:
1. Terlalu lama menatap layar HP membuat mata siswa menjadi lelah dan menurunkan konsentrasi siswa.Â
2. Gangguan jaringan membuat siswa menjadi cemas sehingga tidak fokus dengan soal - soal ujian.