Mohon tunggu...
wiwit lestari
wiwit lestari Mohon Tunggu... Guru - GURU

Saya adalah orang yang ceria dan mudah bergaul. Saya hobi membaca dan menulis. Dan saya ingin tulisan - tulisan saya bermanfaat dan bisa membuat perubahan - perubahan yang baik pada diri saya dan masyarakat.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tantangan Dunia Pendidikan : Sopan Santun Murid Kepada Guru, Hilang atau Tak Tersampaikan?

2 Desember 2024   19:54 Diperbarui: 2 Desember 2024   20:00 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Beberapa tahun terakhir ini, kita sering melihat dan membaca berita di media sosial tentang perilaku -- perilaku tidak baik yang dilakukan murid terhadap guru. Diantaranya ada murid yang melawan saat dinasehati guru, ada pula guru yang dilaporkan ke polisi oleh orang tua murid karena aduan dari anaknya, bahkan ada pula murid yang sampai tega membunuh gurunya karena merasa sakit hati.

Fenomena tersebut terjadi di setiap jenjang pendidikan, mulai dari sekolah dasar sampai sekolah menengah atas. Profesi guru menjadi semakin rentan terhadap ketidakadilan. Guru menjadi merasa tidak aman dan terancam. Guru yang seharusnya mengajarkan banyak hal, baik itu di bidang akademis maupun non akademis termasuk etika dan sopan santun menjadi terhalang dan terbatasi karena adanya fenomena tidak baik saat ini. Bukan pembiaran tetapi guru lebih memilih jalan tengah yang aman untuk dirinya sendiri dan keluarganya, dengan tidak mengesampingkan tugas dan kewajibannya sebagi seorang pendidik.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sopan santun adalah budi pekerti yang baik, bertata krama, beradap, dan bersusila. Kata sopan santun sendiri sudah sering kita dengar dalam kehidupan sehari -- hari, tetapi nilai dan penerapannya sudah mengalami pergeseran. Terkadang perilaku yang menerapkan sopan santun dianggap tidak keren dalam pergaulan anak muda. Mereka menilai prilaku sopan santun itu sudah ketinggalan jaman.

Pada masa orang tua kita dulu atau generasi sebelumnya, nilai -- nilai kesopanan masih dipegang teguh dan diterapkan dalam kehidupan sehari - hari. Sebagai contohnya,  anak -- anak akan membungkukkan badan ketika mereka berjalan di depan orang tua. Saat bertemu di jalan,  anak -- anak muda akan menyapa terlebih dahulu orang -- orang yang lebih tua. Selalu  bertutur kata dengan lembut kepada orang yang lebih tua. Dan para orang tua pun juga akan memberikan contoh dengan tutur kata yang penuh kasih kepada anak -- anak yang lebih muda.

Saat ini,  kemanakah nilai kesopansantunan itu? Hilangkah? Atau para orang tua dan guru tidak menyampaikan dan tidak mengajarkannya pada mereka?

Sopan santun meliputi sikap, tingkah laku, dan tutur kata yang mengedepankan rasa hormat kepada orang yang lebih tua. Sejak pendidikan usia dini, di setiap lembaga pendidikan para guru sudah mengajarkan dan menerapkan pembelajaran terkait sopan santun yang lebih dikenal dengan pendidikan karakter. Akan tetapi, pendidikan  karakter menjadi tidak efektif ketika tidak didukung dan diterapkan kembali ketika anak -- anak berada di rumah. Peran serta orang tua dalam menanamkan perilaku sopan santun sangat mempengaruhi terhadap keberhasilan pendidikan karakter di sekolah.

Tak jarang, di sekolah guru mengajarkan kepada murid -- muridnya cara bertutur kata yang sopan dan berperilaku yang santun kepada orang yang lebih tua namun ketika di rumah orang tua tidak menjadi teladan yang baik bagi anak -- anaknya. Sehingga apa yang mereka dapat dan apa yang mereka lihat menjadi bertentangan. Sehingga menjadi kendala tersendiri bagi guru untuk menanamkan dengan baik perilaku sopan santun kepada murid. Sedangkan waktu bersama dengan orang tua di rumah lebih banyak dibandingkan dengan guru di sekolah.

Selain hal tersebut, kemajuan zaman dan gadget juga berkontribusi dalam lunturnya perilaku sopan santun dikalangan kawula muda. Tayangan -- tayangan di media sosial yang tidak mendidik dan menggunakan bahasa -- bahasa yang tak pantas, sangat mempengaruhi perilaku anak -- anak muda zaman sekarang. Mereka cenderung meniru apa yang dilihat dan sedang ngetren saat ini di media sosial. Kemudian mereka membawanya kedalam pergaulan sehari -- hari, sehingga tak jarang jika seorang murid berbicara dengan gurunya atau orang tuanya seperti berbicara dengan teman sebayanya. Tak lagi ada sopan santun di dalamnya. Dengan demikian semakin lengkap kendala yang dihadapi guru untuk menanamkan perilaku sopan santun kepada murid -- muridnya.

Meskipun banyak kendala dan tantangan yang di hadapi seorang guru dalam menanamkan perilaku sopan santun kepada murid, tidak semestinya guru menjadi patah semangat. Guru harus tetap optimis menyampaikan dan menanamkan perilaku sopan santun kepada murid -- muridnya. Hal ini dapat dilakukan dengan cara selalu membiasakan perilaku sopan santun dimanapun mereka berada. Senantiasa mengingatkan kembali saat murid lalai dalam menerapkan perilaku sopan santun di sekolah. Bekerjasama dengan orang tua untuk selalu berperan aktif dalam mendukung program dan pembiasaan yang diterapkan di sekolah. Dan  memberi sanksi tegas bagi murid yang selalu melanggar norma kesopansantunan yang berlaku di sekolah. Sehingga nilai kesopansantunan tidak akan hilang dan tergerus oleh kemajuan zaman.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun