Saya seorang guru kelas 6 di sekolah dasar di daerah pegunungan, saya masih ingat betul awal saya menemukan praktik baik dalam pembelajaran di masa pandemi virus covid-19.Â
Mengajar di sekolah pegunungan dengan tingkat ekonomi masyarakat menengah ke bawah membuat saya berpikir keras untuk tetap memberikan pelayanan pendidikan sesuai dengan kondisi masyarakat dan tetap mematuhi anjuran pemerintah untuk pencegahan penyebaran wabah virus Covid-19.
Saat itu 40 hari menjelang Ujian Sekolah Utama, anak-anak sangat bersemangat. Mulai hari itu mereka menghitung mundur hari-hari menjelang US dengan menuliskan angka sangat besar di sudut papan tulis. Setiap hari anak-anak akan berlomba menghapus hitungan hari lalu menuliskan jumlah sisa hari sebelum ujian. Pada hari itu, tepat sisa hari ke-36 menjelang US, kabar mengejutkan dari Pemerintah membuat semangat anak-anak seketika itu pudar. Apa yang membuat semangat mereka yang awalnya berapi-api bagai diterpa gelombang tsunami?
Pada hari itu, tepatnya tanggal 15 Maret 2020, pemerintah mengumumkan kepada seluruh sekolah untuk meliburkan siswa-siswinya mulai tanggal 16 Maret 2020 sampai dengan dua minggu lamanya. Hal itu tidak tanpa alasan, tujuan pemerintah adalah untuk  mencegah penyebaran virus covid-19 yang mulai merebak di Indonesia.Â
Kami sebagai warga negara memang tidak dipersiapkan untuk menghadapi wabah ini, kami terlalu yakin bahwa virus yang bermula dari negara China itu tidak akan masuk ke Indonesia.Â
Namun bagaimanpun kami harus menghadapi kondisi ini dengan tetap tenang. Kembali pada semangat anak-anak yang sudah mulai berkobar dan tiba-tiba padam, kami mencari cara agar semangat anak-anak tetap berkobar walaupun kondisi pembelajaran yang sulit akan kami hadapi.
Pada tanggal 15 Maret 2020 setelah saya mengumumkan kabar tersebut di WA grup orang tua, saya berpikir keras memikirkan pembelajaran seperti apa yang dapat saya lakukan untuk mengisi libur dadakan tersebut.
Pada awalnya saya melakukan pembelajaran melalui WhatsApp. Saya menshare video pembelajaran yang saya download melalui youtube, kemudian saya memberikan beberapa soal untuk anak-anak kerjakan.
Namun banyak anak yang tidak merespon baik materi dan tugas yang saya berikan. Banyak anak yang ditunggu pengumpulan tugasnya sampai hari berikutnya tidak juga mengumpulkan tugas.Â
Namun yang saya herankan, mereka aktif menjawab komentar melalui WA grup. Ini yang menjadikan saya berfikir keras bagaimana menciptakan pembelajaran yang tetap inovatif agar siswa tertarik untuk mengikuti pembelajaran.
Saya membuat video pembelajaran dengan gambar-gambar yang menarik, dan mengaploadnya ke youtube. Kemudian saya share linknya ke WA grup siswa. Saya juga membuat soal evaluasi menggunakan aplikasi soal yang tersedia di internet seperti Quizziz dan sejenisnya agar anak-anak tidak bosan.