“Membaca itu membosankan kak, mending kalau gak bisa cari jawaban di internet lebih simpel.” Ujar Ridho salah satu anak yang mengikuti bimbingan belajar.
“Aku suka membaca, tapi di perpustakaan sekolah kak sama teman-teman karena seru dan bukunya banyak.” Ujar Aqila kemudian.
Dari beberapa alasan yang diberikan anak-anak tersebut, sangat disayangkan jika hal tersebut terus dibiarkan. Menurunnya minat baca pada anak akan berdampak bagi masa depan anak itu sendiri, karena dapat berakibat pada peningkatan hoax dan disinformasi. Kebiasaan membaca harus diterapkan sejak dini, karena literasi itu penting.
Terlebih lagi pada masa pandemi seperti sekarang ini, orang tua memiliki peran yang sangat penting dalam membimbing dan membiasakan anak-anaknya untuk membaca.
Jangan sampai anak yang awalnya di sekolah rajin membaca kini saat pembelajaran daring menjadi menurun minat bacanya, dan yang awalnya malas membaca semakin malas karena lebih memilih untuk bermain game.
Lalu bagaimana tips agar membaca menjadi suatu kegiatan yang menyenangkan?
- Memilih buku yang disukai. Dengan mengetahui apa yang kita suka, maka akan timbul rasa ingin tahu dan penasaran, sehingga minat baca semakin berkembang.
- Membaca secara bertahap. Artinya jangan membaca secara intens dalam waktu yang lama, karena hal tersebut justru membuat kita jenuh.
- Cari tempat atau suasana yang nyaman. Suasana nyaman membuat mood untuk membaca semakin naik sehingga tidak gampang bosan. Jika menyukai suasana tenang maka carilah tempat yang sepi seperti kamar, atau perpustakaan. Dan jika menyukai suasana yang cukup ramai maka dapat dilakukan di luar ruangan seperti membaca di cafe, taman, dan lain-lain.
Selain tips-tips di atas, berkaitan dengan permasalahan menurunnya minat baca pada anak di desa Balongmasin kecamatan Pungging kabupaten Mojokerto saat pembelajaran daring, peserta KKN mendirikan sebuah taman baca “Sanggar Buku Ceria”.
Buku-buku di sanggar buku ceria diperoleh dari hasil donasi para peserta KKN dan juga dari donatur umum lainnya. Adapun buku-buku terdiri dari buku pelajaran, keagamaan, cerita, komik, novel, koran, dan majalah.
