Pandemi Covid-19 yang berlangsung sejak tahun 2020 lalu menuntut kita untuk membatasi kegiatan di luar rumah, dan bertemu dengan kerumunan. Keadaan ini juga yang membuat kehidupan saat ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, di mana kita diwajibkan untuk menjalankan "protokol kesehatan" serta menerapkan "adaptasi kebiasaan baru". Pembatasan sosial sangat diutamakan dalam AKB ini dan berimbas pada beberapa aspek kehidupan, tidak terkecuali pendidikan.
Selama pandemi Covid-19 ini melanda Indonesia pada Maret 2020 lalu, lembaga pendidikan menghentikan pembelajaran tatap muka dan beralih dengan skema pembelajaran daring, dan tentunya hal ini bukanlah perkara mudah bagi setiap pihak yang terlibat. Mulai dari siswa, orang tua siswa, para tenaga pendidik, serta pengampu kebijakan yang senantiasa menetapkan berbagai tata cara dan aturan terkait dengan pembelajaran daring tersebut. Pembelajaran daring ini mulanya hanya diterapkan pada jenjang pendidikan sekolah dasar, dan menengah pertama. Kemudian berlanjut ke jenjang sekolah menengah atas hingga perguruan tinggi dan setingkatnya. Kegiatan pembelajaran daring ini lah yang membuat kegiatan pengabdian masyarakat dilaksanakan secara daring, yang semula dilakukan secara luring dengan terjun langsung ke masyarakat, namun di situasi pandemi saat ini kegiatan KKN saat ini didesain secara daring.
Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) sejak tahun 2020 telah menerapkan kegiatan KKN Tematik Pencegahan dan Penanggulangan Dampak Covid-19 yang dirancang secara daring atau online, kegiatan ini dilakukan karena adanya pandemi Covid-19. Salah satu program wajib yang harus dilaksanakan adalah program pendampingan pembelajaran daring bagi guru, siswa dan orang tua siswa. Program ini bertujuan agar guru, siswa, dan orang tua siswa dapat terbantu dalam proses pembelajaran daring. Salah satu program yang saya coba aplikasikan adalah mengenai edukasi metode pembelajaran STEAM kepada orang tua siswa.  Metode STEAM (Science, Technology, Engineering, Arts dan Mathematics) merupakan suatu metode pembelajaran  yang melibatkan kelima ilmu terapan tersebut, hal tersebut dilakukan agar anak dapat belajar dengan nyaman dan menyenangkan, metode belajar dengan teknik STEAM ini dapat dipadukan dengan berbagai macam kegiatan eksplorasi dan permainan anak.
Metode belajar STEAM mendorong anak untuk aktif bertanya, berpikir secara kritis, mendorong anak untuk dapat menyelesaikan masalah secara mandiri, dan mendorong anak untuk selalu bereksplorasi dan menemukan hal-hal baru dalam poses belajarnya. Dengan hal tersebut, anak secara tidak sadar memiliki kemampuan 5C yang sangat dibutuhkan dalam pembelajaran abad ke-21, 5C yang dimaksud adalah creativity, critical thinking, collaboration, chracter dan communication.Â
Selain kegiatan tersebut, para orang tua juga dapat menyelipkan permainan-permainan edukasi selama melakukan kegiatan di rumah. Sehingga anak tidak selalu merasa belajar di saat sedang belajar, hal ini jauh lebih menyenangkan dan membuat anak menjadi nyaman saat melakukan kegiatan pembelajaran daring selama di rumah. Peran orang tua pun menjadi hal yang sangat penting dalam hal ini, sehingga perlu adanya edukasi terkait dengan metode pembelajaran SETAM ini. Semoga dengan adanya edukasi yang telah diberikan kepada orang tua wali murid kelas 6 di SDN Cibadak Kota Bogor terkait dengan metode ini dapat membantu para orang tua murid dalam membimbing anaknya saat belajar di rumah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H