Disdikpora Kabupaten Cianjur
wiwisoleh173@dinas.belajar.id
A.Pendahuluan
Pendampingan membuat video bukti karya Platform Merdeka Mengajar (PMM),  ini merupakan hasil dari tindaklanjut setelah melakukan pelaporan BBPMP Jawa Barat (Jabar Beraksi), yaitu system pelaporan pengawas dalam memastikan  target capaian satuan pendidikan dalam mengimplementasikan seluruh program dan kegiatan Kementerian Pendidikan dan Dinas Pendidikan Kabupaten dapat tercapai secara efisien dan efektif.Â
Salah satu laporan yang diminta adalah pelaporan berapa persentase guru dan kepala sekolah dalam mengunggah praktik baik MPLS TPSDM PAUD dan SD 2024 dan mengunggah praktik baik perubahan pembelajaran yang menerapkan enam pondasi di PMM menu bukti karya. Dimana sebagian besar guru dan kepala sekolah tidak membuat apalagi mengunggahnya di menu bukti karya sehingga pesertasenya rendah.
Untuk itu tugas pengawas perlu memberikan pendampingan kepada guru dan kepala sekolah terkait manfaat dalam membuat bukti karya sekaligus memberikan materi tentang bagaimana membuat bukti karya melalui berbagai teknik termasuk video. Pemaparan tulisan ini menggunakan metode STAR (Situasi, Tantangan, Aksi dan Refleksi) diharapkan dapat menjelaskan situasi, upaya dan solusi yang pada akhirnya menemukan pembelajaran yang bermakna dari kegiatan pendampingan  yang dilakukan.
B.Isi
Situasi atau keadaan sebelum adanya teknologi modern seperti yang kita lihat sekarang, kondisi dan peran guru dalam pendidikan sangat berbeda. Pada masa tersebut, pengajaran lebih banyak bergantung pada metode tradisional dan keterbatasan alat-alat yang tersedia. Berkembangnya kurikulum pun tidak mempengaruhi cara mengajar guru, dari pengalaman lalu mulai kurikulum KTSP, Kurikulum 2013 dan sekarang Kurikulum Merdeka, guru dalam mengajar tidak jauh berbeda.Â
Guru menjadi satu-satunya sumber utama pengetahuan di kelas. buku cetak dan papan tulis adalah alat utama dalam proses belajar mengajar, sehingga siswa sangat bergantung pada materi yang diberikan oleh guru di kelas.
Metode pengajaran pada umumnya bersifat teacher-centered atau berpusat pada guru. Guru menyampaikan materi secara satu arah, dengan sedikit ruang untuk diskusi atau eksplorasi mandiri oleh siswa. Pengajaran didominasi oleh ceramah, hafalan, dan tugas-tugas tertulis. Kemampuan guru dalam bidang IT cukup untuk laporan nilai siswa dan administrasi yang sifatnya sederhana saja.
Tantangan yang dihadapi saat pendampingan, dimana perkembangan teknologi yang semakin pesat pun sebagian guru-guru di sekolah dampingan  masih biasa saja dan enggan memanfaatkan platform yang dibuat oleh Kemendikbudristek yaitu Platform Merdeka Mengajar (PMM), padahal PMM bisa dimanfaatkan secara maksimal oleh guru dalam peningkatan keterampilan menulis, pengembangan karir, peningkatan metode pengajaran yang lebih kreatif, menarik dan inovatif, kontribusi guru pada dunia pendidikan dengan menulis artikel, jurnal dalam komunitas belajar, di PMM banyak pelatihan dan webinar yang dilakukan komunitas belajar sebagai bahan referensi, memberikan motivasi  dan inspirasi dalam meningkatkan pengajaran. Apalagi di PMM ada menu bukti karya yang bisa dimanfaatkan untuk menujukan berbagai aktivitas guru dalam pembelajaran.
Hasil temuan saat pendampingan yang telah dilakukan di 10 sekolah dampingan, latar belakang mengapa beberapa guru tidak memahami manfaat dari pembuatan bukti karya bisa berasal dari berbagai faktor. yaitu :
1.Kurangnya sosialisasi dan pelatihan. Tidak semua guru mendapatkan pelatihan yang cukup tentang pentingnya bukti karya. Jika sekolah atau instansi pendidikan tidak memberikan arahan atau sosialisasi yang baik mengenai manfaatnya, guru mungkin tidak sadar atau tidak paham bagaimana bukti karya bisa meningkatkan profesionalisme mereka.
2.Beban Kerja yang Tinggi. Guru seringkali dibebani dengan tanggung jawab mengajar, administrasi, dan tugas tambahan lainnya. Hal ini membuat guru merasa tidak punya cukup waktu atau energi untuk memikirkan pembuatan bukti karya. Sebagian guru juga mungkin melihatnya sebagai beban tambahan, bukan sebagai alat untuk pengembangan karier.
3.Kurangnya pemahaman tentang tujuan dan fungsi. Beberapa guru mungkin merasa bahwa bukti karya hanyalah formalitas administratif tanpa mengetahui bagaimana itu dapat membantu mereka dalam evaluasi diri, kenaikan pangkat, atau peningkatan kualitas mengajar.
4.Kurangnya dukungan institusi. Institusi pendidikan atau manajemen sekolah yang tidak menyediakan fasilitas, arahan, atau dukungan yang memadai untuk pembuatan bukti karya dapat menyebabkan guru tidak memahami pentingnya hal ini. Tanpa bimbingan yang jelas, guru mungkin bingung bagaimana membuat bukti karya yang baik.
5.Tidak terbiasa dengan dokumentasi karya. Â Guru yang tidak terbiasa mendokumentasikan hasil kerja atau inovasi yang mereka lakukan mungkin merasa kesulitan memahami pentingnya hal ini. Keterampilan dokumentasi dan refleksi terhadap proses mengajar mungkin belum berkembang dengan baik. Apalagi dengan membuat video yang untuk Sebagian guru dianggap ribet atau sulit
6.Pandangan yang tradisional tentang pengajaran. Guru yang masih memegang pandangan bahwa mengajar adalah aktivitas rutin sehari-hari mungkin merasa tidak perlu mendokumentasikan atau merefleksikan proses pengajaran mereka dalam bentuk bukti karya. Mereka mungkin merasa bahwa hasil nyata dari mengajar adalah prestasi siswa, bukan dokumentasi.
7.Kurangnya motivasi atau insentif. Jika guru tidak melihat adanya manfaat langsung dari membuat bukti karya, misalnya terkait kenaikan pangkat, sertifikasi, atau apresiasi, maka mereka bisa jadi kurang termotivasi untuk membuatnya. Tanpa insentif yang jelas, manfaat bukti karya terasa abstrak dan kurang relevan bagi mereka.
Hal ini menjadi tantangan bagi pengawas sekolah untuk melakukan pendekatan dan strategi untuk dapat memberikan pemahaman kepada  guru dan kepala sekolah bahwa di era digital perlu memiliki kemampuan membuat bukti karya dengan berbagai teknik disesuaikan dengan kemampuan, salah satunya membuat bukti karya dengan video.
Aksi yang  dilakukan oleh pengawas sekolah, berusaha memberikan pemahaman manfaat membuat bukti karya bagi guru baik dari segi profesionalisme maupun pengembangan pribadi. Pendampingan dilakukan dengan cara mengumpulkan perwakilan guru dari 10 sekolah dampingan yaitu guru kelas atas dan bawah yang sama sekali belum paham dan belum pernah membuat bukti karya sehingga diharapkan guru-guru dapat secara mandiri membuat konten yang menarik dan inovatif, bahkan dapat mengimbaskan kepada rekannya di sekolah setelah mendapatkan pendampingan ini.Â
Proses pendampingan yang dilakukan dalam membuat video praktik baik adalah menyamakan persepsi terlebih dahulu dan membuat kesepakatan kelas agar proses pendampingan berjalan lancar, melakukan ice breaking untuk membangkitkan semangat para peserta atau guru, pemaparan materi awal terkait pentingnya melakukan praktik baik dan manfaat membuat bukti karya, peserta mengamati contoh video praktik baik yang sudah tervalidasi di PMM dan mengisi lembar kerja pengamatan, perwakilan peserta memberikan umpan balik dari hasil pengamatan video yang ditontonya, peserta mereflesksikan kegiatan yang pernah dilakukan di kelas sebanyak-banyaknya, peserta dilibatkan langsung dalam proses pendampingan dengan diberikan kesempatan untuk berdiskusi menyusun kerangka cerita praktik baik yang akan dilakukan dengan mengisi lembar kerja yang sudah dibuat dan memilih salah satu untuk dijadikan bukti karya, dan menyusun kerangka cerita praktik baik.
Kemudian peserta membuat naskah video praktik baik secara kelompok dan mempraktikkan cara membuat video dengan tema dan durasi yang telah ditentukan, peserta diberikan kebebasan dalam memilih aplikasi video yang akan dipakai seperti : canva, capcut, kinemaster, filmora dan lain-lain, perwakilan peserta menampilkan hasil video yang dibuat dan mendapatkan umpan balik dari peserta lainnya.Â
Terakhir sesi melakukan reflesksi dari peserta terkait kegiatan yang sudah berlangsung. Proses pendampingan berjalan sangat seru, seluruh peserta aktif dan antusias dalam membuat video parktik baik dan langsung menggunggahnya di PMM.
Berikut adalah beberapa manfaat utama dari bukti karya yang dibuat oleh guru yaitu :
1.Bukti karya dapat digunakan sebagai bahan evaluasi kinerja dan kompetensi guru, membantu dalam proses kenaikan pangkat atau sertifikasi. Hal ini memperlihatkan komitmen dan kontribusi guru dalam pendidikan.
2.Dalam menyusun bukti karya, guru akan mengevaluasi kembali metode dan hasil pembelajaran. Ini dapat mendorong peningkatan teknik pengajaran dan penyesuaian strategi yang lebih efektif.
3.Bukti karya berfungsi sebagai dokumentasi formal dari pencapaian dan inovasi yang telah dilakukan oleh guru selama karier mengajarnya, yang dapat berguna sebagai portofolio dalam pengembangan karier.
4.Sebagai motivasi untuk melihat hasil dari proses pembelajaran yang sukses dan inovasi yang diimplementasikan bisa memotivasi guru untuk terus belajar dan berkembang secara profesional.
5.Bukti karya dapat dijadikan contoh atau inspirasi bagi guru-guru lain dalam menerapkan metode pembelajaran yang efektif atau inovatif di kelas mereka.
6.Memperkuat hubungan dengan siswa dan orang tua. Dengan membagikan bukti karya yang menunjukkan keberhasilan proses belajar mengajar, guru dapat membangun kepercayaan dan komunikasi yang lebih baik dengan siswa dan orang tua.
7.Bukti karya yang didokumentasikan dengan baik dapat menjadi bahan untuk penelitian lebih lanjut, memberikan kontribusi bagi perkembangan pendidikan secara lebih luas.
Refleksi yang didapat  dari pendampingan membuat video bukti karya di PMM bagi guru dapat membawa sejumlah perubahan positif, baik dalam konteks pengembangan kompetensi guru maupun dampak pada pembelajaran, yaitu :
1.Guru yang didampingi dalam proses pembuatan video akan lebih mahir dalam menggunakan teknologi dan aplikasi digital. Ini akan membantu mereka mengembangkan keterampilan baru, seperti editing video, penggunaan perangkat lunak multimedia, dan penguasaan platform online untuk berbagi konten.
2.Dengan keterampilan membuat video bukti karya, guru dapat menghasilkan konten pembelajaran yang lebih kreatif, menarik, dan interaktif. Ini akan meningkatkan motivasi belajar siswa karena materi yang disajikan lebih variatif dan relevan dengan konteks digital saat ini.
3.Pendampingan ini mendorong guru untuk melakukan refleksi terhadap praktik mengajarnya. Proses mendokumentasikan kegiatan pembelajaran melalui video memungkinkan guru untuk mengevaluasi dan mengembangkan metode pembelajaran yang lebih efektif.
4.Video bukti karya yang diunggah di PMM dapat dilihat dan dipelajari oleh guru lain. Hal ini memungkinkan adanya pertukaran praktik baik, inspirasi, dan ide pembelajaran, sehingga memperkuat kolaborasi di antara para guru.
5.Pembuatan video bukti karya mendorong guru untuk lebih kreatif dalam menyampaikan materi dan menggunakan metode pembelajaran yang inovatif. Ini dapat menciptakan suasana belajar yang lebih dinamis dan sesuai dengan kebutuhan siswa.
6.Dengan adanya video bukti karya, guru dapat menunjukkan dan mendokumentasikan pencapaian mereka dalam mengajar. Ini berfungsi sebagai portofolio profesional yang dapat meningkatkan kredibilitas mereka, baik di kalangan siswa, rekan sejawat, maupun pimpinan sekolah.
7.Pembuatan video memungkinkan pihak yang berwenang (seperti pengawas sekolah) untuk lebih mudah memantau perkembangan dan efektivitas metode mengajar guru, yang pada akhirnya bisa digunakan untuk memberikan feedback atau arahan yang lebih tepat guna.
8.Video yang dibuat oleh guru dapat menjadi sarana pembelajaran yang lebih personal dan kontekstual, yang disesuaikan dengan gaya belajar siswa. Ini diharapkan dapat meningkatkan partisipasi dan keterlibatan siswa dalam proses belajar.
C.Penutup
Simpulan dari kegiatan pendampingan membuat video bukti karya kepada guru-guru di 10 sekolah dampingan, dimana sebelum adanya perkembangan teknologi dalam proses pembelajaran guru-guru masih menggunakan cara konvensional baik dalam metode mengajarnya maupun dalam membuat dokumentasi pembelajaran.Â
Guru tidak memahami pentingnya membuat bukti karya sebagai bukti pencapaian mereka dalam mengajar. Adanya fitur bukti karya di PMM tidak dimanfaatkan dengan baik sebab  kurangnya motivasi dan kompetensi. Setelah mendapatkan sosialisasi dan dampingan dari pengawas akan manfaat bukti karya yang harus dibuat oleh guru dan kepala sekolah, memotivasi mereka untuk dapat membuat bukti karya yang lebih inovatif yaitu melalui video.
Hasil pendampingan ini akan meningkatkan  kemampuan guru dalam membuat video bukti karya, membuka wawasan pada guru dalam inovasi pembelajaran, serta membuka ruang kolaborasi antara guru dan murid, guru dan guru sehingga kegiatan pembelajaran lebih kreatif.Â
Membiasakan guru untuk melakukan dokumentasi secara digital, dengan fitur bukti karya di PMM kegiatan pembelajaran lebih kekinian dan kontekstual. Guru dapat saling menginspirasi dan memotivasi komunitas belajar lebih luas, dimana  PMM ini dapat diakses oleh seluruh guru di Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H