Lembaran Pelangi Baru dari Timur
Oleh : Wiwi Sri Safitri
Kala mentari memancarkan cahayanya, menembus alam yang terbentang luas sejauh mata memandang, kicauan burung seraya menyapa pagi hari dengan indahnya. Tentu saja, di belahan bumi Indonesia bagian timur menyuguhkan alamnya yang memanjakan mata. Ya, Papua. Selain alamnya yang memanjakan mata, prestasi bumiputeranya pun bak pelangi baru bagi Papua.
Papua, kota dengan sejuta kemewahan alam dan keunikannya, namun tak kalah juga dengan bumiputeranya yang sangat menginspirasi. Hebat, kuat, mereka sangat-sangatlah luar biasa. Dengan segala keterbatasan yang ada, mereka tetap semangat untuk menggapai cita-citanya.
Kita sering mendengar betapa sulitnya mereka para pejuang “cita” melangkahkan kakinya ke sekolah, menimba ilmu, belajar dengan bersungguh-sungguh, dan harus berjuang karena susahnya akses jalan untuk ke sekolah, gedung sekolah yang sangat minim, keterbatasan buku, hingga kurangnya para pengajar atau guru. Namun, hal itu tidak mengurungkan semangatnya. Demi kehidupan yang lebih baik, demi cita-citanya yang tiggi, demi membahagiakan kedua orang tua, mereka tetap semangat demi tergapainya asa.
Terbukti dengan datangnya profesor yang berhati mulia dan peduli terhadap pendidikan di Papua, anak-anak Papua berhasil menorehkan prestasi yang membanggakan. Profesor tersebut yakni Profesor Yohanes Surya. Profesor Yohanes Surya merupakan salah satu ilmuwan terbaik di Indonesia. Beliau lahir di Jakarta pada tanggal 6 November 1963, beliau lulusan Fisika Universitas Indonesia kemudian melanjutkan program master dan doktornya di College of William and Mary, Virginia, Amerika Serikat dan lulus dengan predikat cum laude.
Profesor Yohanes Surya datang ke Papua untuk mengajar anak-anak Papua, beliau yakin bahwa anak-anak Papua itu istimewa, hebat, gigih, dan tentu saja cerdas. Kala itu, Profesor Yohannes Surya melatih beberapa siswa SMA selama 3 tahun yang hasilnya berbuah manis. Profesor Yohanes Surya menerapkan metode yang dibuatnya sendiri yakni metode Matematika GASING (gampang, asyik dan menyenangkan). Tak di sangka dengan menerapkan metode tersebut, anak didik beliau berhasil meraih prestasi yang gemilang, tidak hanya tingkat Nasional saja, mereka bahkan berprestasi hingga tingkat Internasional. Anak didik beliau diantaranya yakni, Septinus George Saa yang berhasil meraih medali emas dalam ajang The First Step to Nobel Prize in Physics tahun 2004, kemudian di tahun 2005 Anike Boawire juga berhasil meraih medali emas dalam ajang yang sama.