Terwakilkan dakwah syair religi bahwa kita haruslah berlomba-lomba mencari  keberkahan Ramadan seperti di syair berikut:
...
Rahmat melimpah
Damainya kurasakan
Ramadan bulan Al-Quran
Mendidik jiwaku menyuburkan iman
Kuharapkan terus
Bersamamu selamanya
Penyanyi religi Maher Zain musisi yang berasal dari Swedia  yang kental dengan dakwah islam lagu religi. Lagu yang berjudul Ramadan versi indonesai ini menyampaikan dalam larik syairnya tentang kerahmatan dan keindahan di bulan Ramadan. Nada dan melodi setiap larik memaknai kemuliyaan Ramadan serasa menyuluh kalbu. Sejenak tengadah hati dan tangan dalam jangan disia-siakan sujudnya berlimpah pahala dan pengampunan bulan yang menyuburkan keimanan meningkatkan ketakwaan kita pada Allah SWT.
Disampaikan dalam kitab fiqih study islam Fathul Muin yang memberikan makna Ramadan memiliki keistimewaan yang luar biasa. Sampai-sampai diungkapkan menjadi sunnah muakkad lebih-lebih pada 10 hari akhir. Kita diharapkan banyak-banyak memberikan shodaqoh tersirat dengan tasyakuran maleman. Hal ini mengajarkan kita bisa ikhlas, penjelasan kitab ini juga menyampaikan dikutib bahwa sedekah diartikan dengan "Memberikan kelonggaran biaya untuk keluarga dan banyak berbuat kebajikan terhadap keluarga kerabat dan tetangga. Sebagai i'tibak Nabi' juga memberikan makna terbuka pada orang-orang yang menjalankan puasa bila mampu memberikan sebagaian rizki kita, namuan kalau tidak mampu cukuplah dengan memberi semacam minuman. Sungguh makna muakkad yang dianjurkan karena begitu besarnya pahala di bulan Ramadan, agar kita tidak terlewati.
Ibadah lain terhitung pada sunnah muakkad banyak-banyak membaca Alquran. Aliy As'ad menerjemahkan dari Fathul Muin sekalipun sedang di tengah perjalanan waktu siang kitapun diharapkan jangan lepas dari kalam-kalam ilahi. Namun yang lebih afdhol untuk membaca Alquran sesudah subuh, sedang untuk malam hari sesudah sahur, kemudian waktu di antara magrib dengan isya membaca juga dan ini adalah waktu malam lebih utama.
Pesan beliau orang bagi seorang membaca Alquran itu sambil menghayati. Dijelaskan pula masih di "Fathul Muin terjemahkan oleh Aliy As'ad diupayakan dua kali menghatamkan Alquran pertahun bila memang tak bisa lebih dari itu. Penyampian Abu Hanifah juga berkata siapa saja yang setiap tahunnya menghantamkan dua kali Alquran maka telah memenuhi hak Alquran. Ahmadi berkata makruh mengulur waktu selagi mengatamkan Alquran melebihi 40 hari  tanpa ada unsur lain. Al-Quran lebih utamakan.
Menurut hadis riwayat Ibnu Umar adapun sunnah-sunnah muakkad yang lain di dalam bulan Ramadan yaitu ibadah yang dapat kita teladani seperti yang diajarkan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Pada 10 hari yang akhir Ramadan maka menjadi muakatlah kesunahan memperbanyak macam ibadah di atas sedekah dan sebagai membaca Alquran. Ibadah yang lainnya dalam masa 10 hari tersebut banyak-banyak melakukan tiga macam ibadah di atasnya sebagai mengharapkan bisalah bertepatan dengan turunnya lailatul qadar yaitu hikmah dan keutamaan serta kemuliaan melakukan ibadah di waktu turunnya.
Â
Disampaikan tentang keistimewaan turunnya lailatul Qodar adalah ibadah yang lebih bagus daripada ibadah selama 1000 tahun yang tak ada di Lailatul qadar. Sebatas waktu turunnya pada 10 hari tersebut yang paling bisa diharapkan adalah pada malam tanggal dasar dan tanggal pasal. Paling bisa diharapkan adalah tanggal 21 dan tanggal 23 An-Nawawi dan ulama lainnya memilih pendapat bahwa lailatul qadar turun tidak terbatas dalam masa 10 hari tersebut tergantung kodar adalah satu-satunya malam yang paling utama sepanjang tahun dalam hadits shahih mereka sahih menyebutkan barangsiapa yang mengerjakan salat di malam Lailatul Qadar karena membenarkan bahwa lailatul qadar itu hak dan taat dan karena memohon ridho.