Mohon tunggu...
Wiwin Narti
Wiwin Narti Mohon Tunggu... Psikolog - M.Psi, Psikolog

-Psikolog Klinis -Terapis Anak Berkebutuhan Khusus -Lecture -Berpengalaman menangani masalah anak dan remaja -Konselor Keluarga

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Rahasia agar Anak Cerdas "Bergadget"

27 Juni 2021   16:10 Diperbarui: 27 Juni 2021   16:15 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Life hack. Sumber ilustrasi: PEXELS/SeaReeds

4. Pilih konten yang sesuai
Melansir dari laman okezone.com terdapat beberapa game yang tidak sesuai untuk anak dimainkan oleh anak diantaranya Grand Theft Auto, Attack on Me, Sexy Girl Kissing, Sexy Card, Blow Skirt Blow,  karena menampilkan kekerasan,  wanita seksi berbikini, dan konten seksual. Dari Komisi Perlindungan Anak (KPAI) menilai terdapat delapan permainan dunia maya atau game online yang berbahaya bagi anak karena berisi materi kekerasan. 

Delapan game online tersebut yaitu Counter Strike, Lost Saga, Point Blank, Word of Warcraft, Call of Duty, RF Online, AION dan Gunbound. Selain kekerasan, game online ini juga dinilai mengandung unsur pornografi dan perjudian yang dapat mempengaruhi pertumbuhan anak.

Ada sebuah kasus juga yang terjadi pada seorang anak yang meminta ayahnya untuk memasukkan game ke ponselnya, ayahnya memasukkan sebuah game balap mobil tapi ternyata dalam game itu reward yang diberikan adalah wanita sexy. Akhirnya ayahnya merasa bersalah karena anak mengenal pornografi dari ayahnya sendiri. Oleh karena itu orang tua harus bisa mengupgrade diri, harus mengerti game yang dimainkan anak apakah aman atau tidak terlebih dahulu sebelum memutuskan boleh tidaknya anak memainkan game tersebut.

5. Konsisten
Sal Severe, penulis buku 'How to Behave So Your Child Will Too' mengatakan bahwa sikap tidak konsisten dapat membuat buah hati merasa ragu-ragu, tidak aman, dan bingung. Termasuk konsistensi antara ayah dan ibu, konsisten ketika telah membuat peraturan tidak boleh diubah hanya karena merasa kasihan atau tidak tahan dengan rengekan anak. 

Ketika ibu melarang anak menggunakan gadget lebih dari 2 jam per hari tapi ayah memperbolehkan, anak akan berlindung pada orang tua yang dapat memenuhi keinginannya. Ketika orang tua sudah menetapkan sebuah aturan misalnya membolehkan main gadget jika PR telah selesai dikerjakan, namun karena anak terus mengganggu ibunya dengan rengekan dan ibu sedang berbincang dengan seorang tamu misalnya, dan akhirnya ibu memperbolehkan, maka tidak akan terbentuk perilaku yang diharapkan.

6. Teladan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan para ahli psikologi membuktikan bahwa 75% pembelajaran diterapkan melalui penglihatan dan pendengaran dan 13% melalui melalui pendengaran. 

Hal ini berarti bahwa teladan atau memberi contoh lebih efektif dibandingkan memberikan banyak omelan. Jangan melarang anak bermain gadget sampai lupa waktu jika orang tua juga menggunakan gadget sampai lupa waktu, sama halnya tidak mungkin rasanya kita mengharapkan memiliki anak yang lemah lembut jika sehari-hari yang dia dengar adalah kata-kata kasar dan bernada tinggi. Anak lebih banyak meniru apa yang orang tua lakukan dibandingkan dengan apa yang orang tua ucapkan.

Demikian 6 rahasia menangani anak kecanduan gadget.

Jalan-jalan pakai jaket
Jangan lupa oleh-olehnya
Wahai orang tua pahami rahasia menangani anak kecanduan gadget
Agar anak sehat jiwanya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun