Mohon tunggu...
Wiwin Imanuha
Wiwin Imanuha Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Perfect is Being Myself!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Normal vs Abnormal

12 Maret 2014   06:45 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:02 962
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/f/f1/Brontchite_o%C3%BBs4.jpg/220px-Brontchite_o%C3%BBs4.jpg

Well, guys, kita sebenarnya sering loh membahas antara normal dan abnormal dalam kehidupan sehari-hari, tapi sepertinya kita kurang paham juga pengertiannya. Contohnya, kita sering menyebut orang dengan gangguan jiwa itu abnormal, atau menyebut teman kita yang berkelainan mental sebagai abnormal. Apakah itu benar? Nah, hari ini kita akan membahas mengenai Normalitas dalam Psikologi.

Di dalam Wikipedia Bahasa Indonesia menurut Oxford English Dictionary, mendefinisikan “normal” sebagai "sesuai dengan standar". Definisi lain yang mungkin adalah bahwa "normal" adalah seseorang yang sesuai dengan perilaku dominan dalam masyarakat.

Nah, kalo dalam psikologi, apa sih normal itu? Apakah sama dengan pengertian tersebut?

Setelah mencari di beberapa referensi, saya dapatkan definisi dari tokoh:

a.Normala diartikan sebagai keadaan sehat (tidak patologis) dalam fungsi keseluruhan (Maramis, 1999)

b.Perilaku normal adalah : perilaku yang adekuat yaitu serasi & tetap yang dapat diterima oleh masyarakat pada umumnya. (Kartini Kartono, 1999)

c.Perilaku pribadi normal : sikap hidup yang sesuai dengan pola kelompok masyarakat tempat ia ada sehingga tercapai relasi interpersonal & intersosial yg memuaskan (Kartini Kartono, 1989)

Dari definisi tersebut bisa kita ilustrasikan seperti gambar di bawah ini:

Perilaku manusia diibaratkan seperti telur, dimana telur yang berbeda di antara telur-telur yang seragam akan disebut Tidak Normal

Di dalam normalitas, ada dua pendekatan yakni (1) Pendekatan Kuantitatif, berdasarkan patokan statistic/frekuensi, dengan melihat pada sering atau tidak terjadi berdasarkan perhitungan awam; (2) Pendekatan Kualitatif, berdasarkan observasi empiric pada tipe-tipe ideal dan sering terikat pada factor social setempat.

William Gladstone (1978), membuat kriteria normal berdasarkan 7 aspek tingkah laku penyesuaian diri yaitu;


  1. Ketegangan
  2. Suasana hati
  3. Pemikiran
  4. Kegiatan (Aktivitas)
  5. Organisasi diri
  6. Hubungan antar manusia
  7. Keadaan fisik

Dari 7 aspek tersebut dibuat lagi 5 tingkatan penyusuaian diri yang masing-masing diberi skor dari 10-50. Adapun tingkat penyesuain diri menurutnya, yaitu:


  • Normal
  • Darurat
  • Neurotik (Neurotik Coping Style)
  • Kepribadian atau karakter neurotik
  • Gangguan berat

Dari penjelasan singkat di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa seseorang dikatakan normal atau sehat adalah ketika ia memiliki keadaan yang positif yang ditandai dengan dapat menyesuaikan diri baik terhadap fisik, mental, serta hubungan dirinya dengan lingkungan sosialnya, sehingga tercipta perasaan puas dan bahagia.

Abnormal itu bukan suatu penyakit/kelainan keturunan dan/ tidak bisa disembuhkan, tetapi abnormal adalah suatu perilaku yang menyimpang dari normal atau tidak dapat diterima secara umum.

Lalu untuk menilai suatu perilaku itu normal atau tidak, dapat menggunakan pendekatan kuantitatif atau kualitatif dengan beberapa aspek yang harus diperhatikan.

So, jangan mudah menjudge seseorang sebagai abnormal ya, karena siapa tahu kita sendiri sebenarnya juga termasuk abnormal. Hehehe . . .

Please leave comments in order to make the article better. Hope we can discuss a lot. :D

References:

Slamet I.S., Suprapti dan Sumarmo Markam. 2005. Pengantar Psikologi Klinis. Jakarta: UI-PERSS.

Supratiknya, A. 1995. Mengenal Prilaku Abnormal. Yogyakarta: Kanisius.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun