Assalamu’alaikum….
Kali ini saya akan membahas mengenai paradigma penelitian kualitatif yang telah dibahas pada diskusi minggu lalu di kelas.
Kebanyakan mahasiswa semester akhir lebih memilih melakukan penelitian kuantitatif dibanding penelitian kualitatif. Selama perkuliahan sampai semester 3, saya sendiri masih bingung mengenai permasalahan paradigma.
Nah, ayo kita bahas mulai dari pengertian paradigma.
Menurut Parson (dalam Metodologi Penelitian Kualitatif) mendefinisikan bahwa paradigm dalam sebuah penelitian adalah suatu pandangan, suatu perspektif umum atau cara untuk memisah-misahkan dunia nyata yang kompleks, kemudian memberikan arti atau makna dan penafsiran-penafsiran.
Metode penelitian kuantitatif berlandaskan pada filsafat positivism Filsafat positivisme memandang realitas/gejala/fenomena itu dapat diklasifikasikan, relatif tetap, konkrit, teramati, terukur, dan hubungan gejala bersifat sebab akibat. Digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu. Pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian. Analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk
menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
Pendekatan penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme. Filsafat postpositivisme sering juga disebut sebagai paradigma interpretif dan konstruktif. Memandang realitas sosial sebagai sesuatu yang holistik/utuh, kompleks, dinamis, penuh makna, dan hubungan gejala bersifat interaktif (reciprocal = timbalbalik).
Demikian penjelasan singkat mengenai paradigma penelitian kualitatif, untuk lebih jelanya silakan membaca beberapa referensi baik di buku maupun artikel di dunia maya.
Wa’alaikumsalam…
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H