Mohon tunggu...
Wiwin Husnul Hotimah
Wiwin Husnul Hotimah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Jangan nyerah!! U can do it!

Kamu bukan apa apa di mata orang lain, maka dari itu berusahalah agar orang lain mengenalmu.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Legenda "Gunung Pinang" Cerita Rakyat Masyarakat Banten

13 Oktober 2021   08:20 Diperbarui: 13 Oktober 2021   20:19 6796
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image by BantenNew.co.id

Gunung Pinang terletak di Kecamatan Kramatwau, Kabupaten Serang. Gunung Pinang merupakan sebuah bukit dengan tingginya kira-kira 300m dari permukaan air laut dan luas 222 hektar. Gunung Pinang masuk ke dalam salah satu kekayaan alam di daerah Banten yang menjadi destinasi alam, diolah menjadi tempat wisata yang banyak di datangi pariwisata dalam kota maupun luar kota.

Selain dijadikan tempat wisata, biasanya Gunung Pinang juga dimanfaatkan bagi mahasiswa terutama jurusan biologi dikarena gunung ini memiliki banyak akan potensi alamnya. Dan juga telah banyak tempat-tempat yang dipercantik tanpa merusak gunung tersebut yang bagus dijadikan spot unik untuk berfoto.

Gunung Pinang selain menjadi tempat rekreasi ternyata di dalamnya terdapat legenda tersendiri yang dipercaya oleh warga setempat. Sesuai namanya Gunung Pinang, diambil dari mayoritas tumbuhan di sana adalah pohon pinang.

Cerita Gunung Pinang sendiri memiliki kemiripan dengan cerita Malin Kundang. Bedanya Malin menjadi batu sedangkan Dampu Awang beserta kapalnya menjadi sebuah gunung.

Cerita Gunung Pinang bermula di sebuah pesisir pantai hidup seorang janda beserta satu anak laki-lakinya, Dampu Awang. Dampu Awang yang melihat sebuah kapal besar menepi di dergama terkesima dengan keindahan kapal tersebut, nan megah dan besar. Memiliki sebuah kapal adalah keinginan Dampu Awang sejak dulu. Saudagar tua yang melihat Dampu Awang kemudian mengajak dia untuk menjadi anak buah dikapalnya. Dampu Awang langsung menerima tawaran tersebut, tetapi harus dengan persetujuan orang tuanya.

Saat meminta ijin kepada ibunya, awalnya tidak diijinkan karena Dampu Awang merupakan anak satu satunya, namun setelah beberapa waktu Dampu Awang diijinkan dan ikut pergi. Kerjanya yang rajin dan cekatan membuat Dampu Awang naik jabatan lebih cepat. Ia dinikahkan oleh anak satu-satunya Saudagar tua. Beberapa tahun kemudian Saudagar tua itu meninggal, Dampu Awang menjadi pengganti kedudukan Saudagar tua tersebut yang merupakan mertuanya.

Beberapa tahun kemudian, Dampu Awang dan istrinya merapatkan kapal mereka ke pelabungan tempat Dampu Awang dulu tinggal. Ibu Dampu Awang yang mengetahui itu anaknya memberitahu  bahwa Saudagar kaya raya itu anaknya namun karena malu Dampu Awang tak mengakui perempuan tua itu ibunya. Karena merasa tersakiti, ibu Dampu Awang berdoa dan meminta balasan yang setimpa untuk anaknnya. Tak lama petir dan angin menyambar kapal yang dampu awang tumpangi dan menerbalikan kapal tersebut. 

Tak lama kemudian kapal tersebut berubah menjadi gunung yang disebut warga setempat Gunung Pinang. Itulah asal mula terciptanya Gunung Pinang yang dipercayai warga setempat dulu yang tinggal disana. 

Penulis : Wiwin Husnul Hotimah 

(Mahasiswa Universitas Pamulang, Sastra Indoensia)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun