Saya rasa masyarakat boleh resah. Setiap hari, Indonesia mengumumkan tambahan jumlah pasien yang positif corona. Pada Jumat (27/03/2020) sore, perintah mengumumkan bahwa mereka mencatat jumlah orang yang positif corona sebanyak 153 orang. Menambah jumlah total pasien positif corona di Indonesia menjadi 1.046 orang.
Belum lagi jumlah orang dalam pemantauan (ODP) atau pasien dalam pengawasan (PDP). Meski begitu, masyarakat harus tetap semangat, berpikir positif, mengikuti peraturan, dan menjaga kesehatan.
Selain kesehatan, yang paling berpengaruh dari adanya pandemi corona ini adalah bidang perekonomian. Salah satunya adalah kenaikan nilai tukar rupiah terhadap dolar yang menyentuh angka enam belas ribu pada bulan Maret.
Masih ada perusahaan yang tidak memberlakukan WFH (Work from Home) dan meminta pekerjanya untuk tetap hadir ke kantor. Walapun mungkin dibarengi dengan kebijakan pemotongan jam kerja.
Mal misalnya, jelas pertokoannya mengalami kerugian karena pengunjung yang datang tidak sebanyak biasanya meskipun di akhir pekan, ini semua adalah efek dari social distancing yang dilakukan untuk menekan angka penularan corona.
Tidak hanya itu, para pekerja sektor informal juga sangat terdampak. Semisal yang sedang digaungkan adalah pertolongan untuk para pengemudi ride sharing. Mereka yang mengandalkan pendapatan harian atau mingguan sangat kebingungan dan mungkin kesulitan di tengah pandemi yang tampaknya masih belum dapat dipastikan kapan akan berakhir, khususnya di Indonesia.
Selain para pekerja di sektor informal, masyarakat lain yang terdampak ialah para pencari kerja. Sebelum adanya pandemi corona, jumlah pencari di Indonesia masih besar.
Lowongan pekerjaan seolah tidak mampu menampung banyaknya jumlah pencari kerja di Indonesia, apalagi di masa-masa seperti ini. Pasalnya, jangankan merekrut orang, sebagian perusahaan bahkan ada yang memotong uang transportasi, uang makan, bahkan mungkin tunjangan lebaran nanti.
Corona akan memperpanjang waktu menganggur bagi orang-orang yang belum mendapatkan penghasilan tetap ini. Hal ini tentu mengkhawatirkan. Para pencari kerja tentu tidak bisa menahan kebutuhan dan bersantai dalam masa menganggurnya. Biaya hidup tetap berjalan, tidak mungkin terus bergantung pada keluarga.
Bertambahnya “lama menanggur” bagi setiap pribadi adalah sebuah kekhawatiran. Riwayat mengganggur yang berbulan atau bahkan menahun adalah momok bagi para pengangguran. Apalagi dengan adanya corona, waktu menganggur kemungkinan besar akan semakin lama.
Salah satu solusi untuk bisa mengisi waktu para pencari kerja adalah mencari atau mendapatkan pekerjaan yang sifatnya bisa dilakukan secara daring. Namun sayangnya, lowongan begini kurang banyak. Sektor-sektor yang menampung pekerjaan semacam ini biasanya adalah programmer, penulis, desain grafis, atau beberapa pekerjaan lain yang hanya mengandalan komputer.