Tak jarang sikapmu membuatku penasaran dan mengundang tanya. Seringkali sikapmu juga membuatku kesal dan overthinking. Tapi sungguh aku tak bisa dan tak mampu marah padamu. Aku luluh dalam senyum dan tatap matamu. Aku mungkin lemah dan rapuh di hadapanmu.
Dalam keheningan aku sempat mencak-mencak dan mencoba untuk mengumpulkan segala daya dan energi untuk marah padamu. Kucoba kuatkan hati untuk bisa marah padamu. Tapi tetap aku tak bisa marah padamu.
Kau seperti air ketika api menyala. Kau seperti hujan di kala kemarau. Kau seperti salju di tengah terik matahari. Kau seperti oase di tengah gurun tandus. Kau selalu menyejukkan dan memadamkan semua benih kemarahan. Sehingga selalu, aku tak bisa marah padamu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H