Nabi Muhammad SAW dilahirkan di kota Mekkah. Beliau juga tumbuh besar di kota Mekkah. Bahkan beliau diangkat jadi Nabi dan Rasul juga di kota Mekkah.
Tak mengherankan jika di kota Mekkah banyak menyimpan peristiwa dan tempat bersejarah bagi Nabi SAW dan juga para sahabatnya, termasuk umat Islam.
Di antara sekian banyak tempat bersejarah yang ada di kota Mekkah, ada dua tempat yang sangat penting dan istimewa karena terkait langsung dengan perjalanan Nabi SAW sebagai seorang Nabi dan Rasul. Dua tempat yang dimaksud adalah Jabal Nur dan Jabal Tsur.
Jabal Nur dan Jabal Tsur adalah dua tempat bersejarah berupa gunung. Sebab "jabal" artinya gunung atau bukit.
Jabal Nur atau Jabal An-Nur artinya "Gunung Cahaya". Jabal Nur merupakan gunung tempat Nabi Muhammad ber-khalwat (menyendiri) dan ber-tahannuts (kontemplasi) sebelum beliau diangkat menjadi Nabi dan Rasul. Beliau ber-khalwat dan ber-tahannuts di puncak Jabal Nur, di sebuah gua yang disebut dengan "Gua Hira".
Di Gua Hira lah Nabi Muhammad SAW pertama kali menerima wahyu di usia 40 tahun, berupa kalamullah, yakni Surat Al-'Alaq ayat 1-5 pada tanggal 17 Ramadan 610 M. Hal itu pula yang menandai bahwa Muhammad secara resmi diangkat sebagai Nabi dan Rasul.
Tidak seperti gunung pada umumnya di Indonesia, yang rimbun menghijau ditumbuhi banyak pepohonan, Jabal Nur lebih tepat disebut sebagai sebuah "gundukan bebatuan". Permukaannya gundul dan gersang.
Jabal Nur terletak di sebelah utara kota Mekkah. Para peziarah harus menempuh jarak sekira 5 kilometer dari Masjidil Haram untuk sampai ke kaki gunung Jabal Nur.
Jabal Nur memiliki ketinggian sekira 624 mdpl (meter di atas permukaan laut) dan kemiringan yang cukup terjal, yakni 60 derajat. Untuk sampai ke puncak Jabal Nur, membutuhkan waktu antara 30-40 menit.
Oleh karena medan tempuh untuk sampai ke puncak Jabal Nur cukup berat, jemaah haji dan peziarah lainnya yang sekiranya tidak cukup kuat sebaiknya tidak memaksakan diri berziarah ke Jabal Nur. Namun bagi mereka yang memiliki kondisi fisik prima dipersilahkan.